Senin 15 Feb 2016 08:00 WIB

Anak Penderita Kanker Tinggi, Pemerintah Harus Fokus Deteksi Dini

Rep: Issha Harruma/ Red: Andi Nur Aminah
Anak penderita kanker/ilustrasi
Foto: boston.com
Anak penderita kanker/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sekitar 100 anak tercatat menderita kanker di Sumatra Utara pada Januari hingga Desember 2015. Ketua Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM), Rizanul menyebutkan, dari angka tersebut, 32 orang meninggal dunia.

Menurut Rizanul, tingginya angka kematian anak yang disebabkan kanker tersebut dikarenakan pasien terlambat datang untuk ditangani. "Tingkat kegagalannya 22 persen. Rata-rata mereka ke rumah sakit dalam kondisi stadium yang cukup parah," kata Rizanul saat kegiatan peringatan hari kanker anak sedunia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan, Ahad (14/2).

Untuk 2016 ini, sejak Januari hingga pekan pertama bulan Februari 2016, telah tercatat sekitar 12 orang anak penderita kanker yang terdata. Berdasarkan jumlah anak pengidap kanker yang didampingi YOAM, Rizanul mengatakan, usia di bawah 10 tahun paling rentan terserang kanker.

Hal ini dikarenakan di usia tersebut anak-anak kerap kali mengonsumsi makanan instan dan jajanan yang mengandung zat pengawet. Makanan inilah, Rizanul mengatakan yang juga menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker selain persoalan genetik. "Kami mendampingi anak dari usia nol sampai 17 tahun. Dari usia tersebut, di bawah sepuluh tahun yang paling banyak dan rentan mengidap kanker," jelasnya.