REPUBLIKA.CO.ID, Osteoporosis atau penyakit pengeroposan tulang bisa menyerang siapa saja. Banyak orang belum aware atau menyadari bahaya osteoporosis, sehingga kelak sudah terlambat mengatasinya.
Tak pelak, menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI 2015, osteoporosis masih menjadi masalah kesehatan di kalangan masyarakat, terutama di negara berkembang.
Spesialis Kedokteran Olahraga, Dr. Ade Tobing, Sp.KO mengatakan, osteoporosis memang tidak memunculkan gejala. Maka tak heran, menurutnya, kebanyakan orang masih kebingungan mengantasipasi datangnya osteoporosis. Ia menyebutkan, cara mengetahui risiko atau faktor osteoporosis bisa dengan pemeriksaan berkala, baik soal berat maupun tinggi badan.
Penyakit pengeroposan tulang ini umumnya lebih banyak menyerang wanita. "Prevalensinya, seperti dua dari lima wanita dan satu dari lima pria, dengan umur di atas 50 tahun, dan usia di atas 60 tahun lebih tinggi lagi angkanya," kata Ade.
Ada beberapa penyebab osteoporosis, seperti akibat pola hidup kurang aktif maupun kelebihan aktivitas fisik. Lalu, kekurangan zat kalsium dan tubuh tidak mendapatkan vitamin D yang cukup. Karenanya, spesialis dokter dari RSIA Budhi Jaya itu menekankan pentingnya latihan fisik terukur dan asupan makanan yang sesuai guna mencegah tulang keropos.
Anita Hutagalung, Ketua Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) mengatakan, osteoporosis merupakan silent disease, yaitu di mana kondisi tulang menjadi tipis dan rapuh.
"Hal itu jugalah yang akhirnya seringkali mengakibatkan patah tulang," kata Anita dalam kampanye ‘Senyum Merekat di Hati’ yang dilakukan Glaxo Smith Kline Consumer Healthcare (GSKCH) melalui produknya, Polident.