REPUBLIKA.CO.ID, Sarapan bergizi penting dilakukan setiap hari, karena setelah beristirahat 8-9 jam semalaman metabolisme tubuh menurun. Sementara proses pembakaran di dalam tubuh tetap berlangsung.
Sarapan juga tak hanya sekadar kenyang, namun juga harus lengkap dan memenuhi nilai gizi harian. Kurang lebih, sarapan harus memenuhi 25 persen sumber energi tubuh. Komposisinya meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan juga mineral.
Ketua Umum Pegizi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah MS, mengatakan dari beberapa penelitian di Harvard University, sarapan sangat penting khususnya bagi anak usia sekolah dan remaja. Di mana pada usia tersebut, mereka banyak memiliki kegiatan seharian di luar rumah.
"Sarapan berguna untuk memberikan energi dan stamina, sehingga mereka bisa berkonsentrasi belajar. Sayangnya, pada usia remaja saat ini kegiatan sarapan sudah mulai ditinggalkan karena mereka takut gemuk. Padahal sarapan justru penting dalam proses tumbuh kembang mereka," ungkapnya dalam acara kampanye Bulan Sarapan Sempurna Frisian Flag di Jakarta, Rabu (24/2).
Menurutnya, sarapan merupakan salah satu kegiatan penting dalan mewujudkan gizi seimbang. Sarapan membekali tubuh dengan sebagian kebutuhan gizi harian yang diperlukan untuk belajar, berpikir, bekerja dan melakukan aktifitas fisik.
Namun, berdasarkan Riskesdas tahun 2013, 40 persen anak-anak Indonesia tidak sarapan akibat berbagai alasan. Hal ini, berpotensi mengakibatkan kekurangan gizi termasuk vitamin dan mineral pada anak.
"Kegiatan sarapan bergizi harus ditanamkan sejak dini, guna menanamkan kedispilinan. Serta sekaligus membiasakan diri mengontrol asupan makanan dan minuman bergizi yang membantu menjaga kesehatan dan stamina tubuh. Selain itu, sarapan bergizi juga dapat membantu anak-anak lebih berkonsentrasi di sekolah, sehingga dapat lebih baik dalam menyerap pelajaran," tambahnya.
(baca: Kopi Baik untuk Tubuh, Mitos Atau Fakta?)