Senin 29 Feb 2016 08:04 WIB

Ini Bahaya Mengonsumsi Makanan Cepat Saji

Rep: c27/ Red: Andi Nur Aminah
Makanan siap saji seperti burger dan kentang goreng merupakan salah satu contoh makanan berkalori tinggi.
Foto: corbis
Makanan siap saji seperti burger dan kentang goreng merupakan salah satu contoh makanan berkalori tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, Makanan siap saji menjadi pilihan paling praktis yang mudah ketika lapar sudah menyerang. Makanan jenis ini semakin hari berkembang jenis dan jumlah pemasarannya.

Jika dulu makanan siap saji dicari ketika tidak memiliki cukup waktu untuk memuat sesuatu yang lebih rumit. Namun saat ini, masakan siap saji menjadi pilihan mudah meski sebetulnya seseorang bisa memasak bahkan ada pilihan makanan lain. Makanan siap saji memiliki kadar kalori dan lemak yang tinggi. Beberapa produk mencantumkannya pada label kemasan yang terkadang pada porsi pemenuhan gizi sangat mengkhawatirkan.

Saat mengkonsumisi masakan siap saji, Anda tidak akan mengetahui cara memasak dari makanan tersebut. Padahal, cara memasak juga memengaruhi kandungan nutrisi di dalamnya. 

Contoh saja, jika masakan tersebut direbus langsung dalam air, maka sangat mungkin melarutkan vitamin B dari sayuran. Sedangkan jika dengan cara mengkukus kandungan nutrisi di dalamnya akan tetap terjaga. Namun sekali lagi, Anda tidak tahu bagaimana makanan siap saji dihidangkan bukan?

Di samping itu, gerai makanan cepat saji juga sering kali mengganti bahan yang awalnya bermanfaat bagi tubuh dengan bahan yang memiliki kandungan tidak jelas. Contoh saja, ketika membeli pizza cepat saji, biasanya menggunakan minyak rapeseed, yang seharusnya adalah minyak zaitun.

"Nutrisi hilang bukan satu-satunya perhatian. Bahaya potensial lainnya mengintai dari makanan siap saji," ujar Richard Hoffman, Dosen Biokimia Nutrisi, Universitas Hertfordshire dikutip dari Independent, Senin (29/2).

Konsumsi makanan siap saji juga bisa sangat berbahaya jika bersentuhan dengan makanan yang dibakar. Pada proses pengolahan tersebut memungkinkan menghasilkan zat AGEs. Zat ini berkaitan dengan peningkatan risiko dibetes dan juga demensia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement