REPUBLIKA.CO.ID, Kabar gembira bagi seluruh pencinta cokelat. Peneliti dari University of Maine telah mengaitkan kebiasaan mengonsumsi cokelat dengan peningkatan fungsi kognitif seseorang.
Studi itu dilakukan terhadap 968 orang dewasa yang sehat walafiat. Selain meneliti pola diet sehari-hari dan kebiasaan makan cokelat, para ilmuwan juga melihat pertimbangan lain, seperti gaya hidup dan kesehatan kardiovaskular.
"Kebiasaan mengasup cokelat berkaitan dengan kinerja kognitif, diukur dengan tes neuropsikologi. Semakin sering seseorang mengonsumsi cokelat, kinerja kognitifnya semakin baik diukur dari berbagai tes yang menyeluruh," ungkap salah satu peneliti dalam studi tersebut.
Hasilnya, terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara makan cokelat dan peningkatan berbagai fungsi otak. Skor kognitif peserta penelitian yang makan cokelat minimal sekali sepekan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi cokelat.
Kakao yang terkandung dalam produk cokelat batangan memang mengandung flavonoid, yang telah terbukti meningkatkan kecepatan pemrosesan informasi dan memori otak. Senyawa lain yang ditemukan dalam cokelat, yaitu methylxanthines, kafein, dan theobromine, yang bisa meningkatkan kewaspadaan dan pengolahan kognitif.
Peningkatan kinerja kognitif hanya satu di antara banyak sekali manfaat cokelat. Selama ini, cokelat juga diketahui bisa mengurangi demam, mengobati diare, meningkatkan pasokan ASI, mengobati insomnia, hingga membersihkan gigi.
Meski demikian, studi ini menekankan beragamnya jumlah flavonoid, tergantung dari jenis cokelat. Terdapat sekitar 7-15 persen kakao dalam cokelat susu dan 30-70 persen kakao dalam cokelat hitam (dark chocolate).