REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sudah mengetahui perlunya menghindari minuman bersoda. Sekaleng Coca Cola misalnya mengandung setidaknya sembilan sendok teh gula. Pertanyaannya, tahukah Anda berapa banyak gula yang dikonsumsi dari minuman-minuman panas (hot drinks), seperti latte yang dibeli di waralaba kedai kopi saat ini?
Jawabannya mungkin saja mengejutkan. Dilansir dari IFL Science, Jumat (3/3), sebuah laporan baru yang diterbitkan di Inggris mengungkapkan beberapa minuman di kedai-kedai kopi modern saat ini berisi rata-rata 20 sendok teh gula. Itu artinya, hampir tiga kali lipat dari jumlah asupan gula tambahan yang dianjurkan.
Tim peneliti melihat lebih dari 130 jenis minuman panas yang dijual di kedai kopi dan gerai makanan cepat saji terbesar dunia, seperti Starbucks dan McDonald. Mereka menyimpulkan 98 persen dari minuman-minuman panas di sana diberi label merah yang berarti mengandung gula tinggi.
Peneliti mengambil contoh Starbucks, sebab sering menyajikan minuman dalam porsi jauh lebih besar dibanding toko-toko minuman lainnya. Jenis-jenis minuman di Starbucks yang teridentifikasi mengandung gula tinggi antara lain venti grape with chai, orange, dan cinnamon hot mulled fruit concoction.
Minuman-minuman tersebut mengandung 99 gram gula setara 25 sendok teh. Padahal, American Heart Association menyatakan pria hanya boleh mengonsumsi gula tambahan maksimal 37,5 gram atau sembilan sendok teh per hari. Sementara perempuan maksimal 25 gram atau enam sendok teh per hari.
Latte chai, minuman dari kedai kopi terkenal Inggris, Costa Coffee mengandung 80 gram gula. Disusul jenis white chocolate mocha with whipped cream yang mengandung 74 gram gula putih. Lebih dari sepertiga minuman di kedai kopi tersebut mengandung gula yang takarannya lebih atau setara dengan sekaleng Coca Cola.
Biasanya minuman diberikan gula tinggi untuk menambah rasa. Ini menarik lebih banyak orang membeli ke tokonya. Sayangnya, banyak konsumen tak menyadari berapa banyak gula tersembunyi di balik minuman mereka.