Sabtu 05 Mar 2016 06:30 WIB

Kanker Kulit Justru Serang Orang Tanpa Tahi Lalat

Rep: c27/ Red: Andi Nur Aminah
Tahi lalat
Foto: Safebee
Tahi lalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda berpikir banyaknya tahi lalat merupakan indikasi kanker kulit atau melanoma, maka anggapan tersebut tidak benar. Studi baru mengungkapkan justru pasien dengan kanker kulit atau melanoma tidak memiliki banyak tahi lalat.

Penelitian yang dipublikasikan oleh JAMA Dermatology melakukan studi pada 566 pasien melanoma. Sekitar 66 persen hanya memiliki nol sampai 20 tahi lalat di tubuh. Sedangkan 73 persen tidak memiliki tahi lalat atipikal.

Pemimpin penelitian Alan Geller dari Harvard School of Public Health di Boston mengungkapkan, ketebalan melanoma justru yang memicu tumor untuk menyebar. Pasien yang berusia di bawah 60 tahun memiliki 50 tahi lalat mempunyai risiko lebih rendah mengalami tumor melanoma.

Geller mengatakan, penelitian ini menunjukkan bahwa melanoma sebenarnya ditemukan pada orang dengan tahi lalat lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang banyak tahi lalat. Sehingga dokter tidak harus bergantung pada jumlah tahi lalat sebagai satu-satunya alasan untuk melakukan pemeriksaan kulit atau menentukan status d risiko pasien.

"Kita tidak boleh lupa bahwa ada juga mungkin perbedaan dalam perilaku biologis [tumor], dan melanoma mungkin hanya lebih agresif pada pasien yang memiliki tahi lalat lebih sedikit," kata Katy Burris, seorang dokter kulit di Northwell Kesehatan di Manhasset, New Yoek dikutip dari Safebee.

Hal terpenting untuk menghindari melanoma adalah dengan memperhatikan kesehatan kulit. Baik yang memiliki tahi lalat banyak atau tidak. Penting mengetahui faktor risiko, seperti riwayat keluarga.

"Anda juga perlu tahu bahwa melanoma juga bisa terjadi di mana matahari tidak bersinar. Jadi penting untuk memiliki skrining kanker kulit secara teratur oleh dokter kulit, serta melakukan ujian diri secara rutin untuk mengidentifikasi tahi lalat baru atau perubahan lain," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement