REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Badan Kesehatan Dunia-World Health Organization (WHO) menyebutkan, pada tahun 2012 jumlah penderita kanker mencapai 14 juta orang. Angka ini menunjukkan dalam waktu empat tahun sejak 2008, penderita kanker bertambah hampir 13 juta.
Dr Kan Yuk Man, konsultan Senior General Surgeon dari The Surgical Practice (TSP Clinics) Singapura dalam simposium "Health of the Individual" akhir pekan kemarin di Jakarta mengatakan, peningkatan tersebut terkait dengan perubahan gaya hidup di negara berkembang. Mulai dari merokok, serta pola makan yang dapat membuat obesitas.
"Ada keterkaitan yang kuat antara pola makan, gaya hidup, obesitas dan kanker. Apa yang kita makan dan aktivitas apa yang kita lakukan akan berdampak pada kehidupan kita," ujar Kan Yuk Man.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jika seseorang mengonsumsi kalori tinggi secara berlebihan maka akan menimbulkan potensi obesitas yang tinggi. Yang mana hal itu akan meningkatkan risiko kanker, diabetes, hipertensi, stroke dan penyakit jantung.
"Dengan mengonsumsi makanan sehat, meninggalkan makanan cepat saji atau makanan lain yang menimbulkan risiko obesitas, secara tidak langsung dapat menghindarkan kita dari masalah kanker," kata dia.
Dari sejumlah jenis kanker, kanker payudara menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di negara-negara berkembang. Untuk mengatasi hal ini, selain mengonsumsi makanan sehat, strategi yang dapat mengalahkan kanker payudara adalah deteksi dini dan pengobatan.
"Pemeriksaan payudara sebulan sekali dan melakukan mammogram dan ultrasound skrining setiap satu sampai dua tahun meski tanpa adanya gejala," ujar dia.
Pegiat Clean Eating Gillian Koh mengatakan, pola hidup sehat yang dapat dilakukan adalah dengan menjalani pola clean eating. Di kalangan masyarakat negara maju, gaya hidup seperti ini sudah diterapkan. Yakni konsumsi makanan yang tidak diproses, atau tanpa pengawet.
Dengan clean eating, tubuh akan mendapat vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan.
"Sehingga tubuh kita bisa berfungsi seara maksimal," kata dia.