REPUBLIKA.CO.ID, Setiap orang diberikan anugerah dalam hidupnya. Tak terkecuali dengan menjadi seorang perempuan.
Banyak peranan penting dalam hidup yang dapat dilakukan seorang perempuan. Seperti menjadi seorang ibu dan melahirkan anak-anak calon generasi penerus.
Namun, di samping itu Kaum Hawa juga memiliki iesiko terhadap berbagai penyakit berbahaya dibandingkan dengan para pria. Seperti sejumlah jenis kanker seperti payudara dan leher rahim.
Karena itulah, Anda para perempuan sebaiknya mulai menjaga gaya hidup sehat. Selain itu, dilansir Bold Sky, ada beberapa tes kesehatan yang harus dilakukan Kaum Hawa secara rutin.
Tes densitas tulang
Menurut sebuah penelitian, satu dari tiga perempuan di seluruh dunia memiliki risiko terkena osteoporosis. Penyakit yang menyebabkan massa tulang rendah serta penurunan kualitas jaring tulang ini pada akhirnya membuat tulang rapuh.
Karena itu, tes densitas tulang sebaiknya dilakukan sejak dini. Biasanya, perempuan dapat terkena gejala osteoporosis mulai usia 35.
Tes Mammogram
Mammogram merupakan cara mendeteksi tumor atau sel kanker di payudara melalui sinar X-ray. Biasanya, 97 persen perempuan yang melakukan tes ini dan mengetahui gejala kanker payudara memilliki kesempatan lebih tinggi untuk bertahan hidup.
Sebaiknya, Kaum Hawa melakukan tes ini secara berkala sejak usia 20. Setelah memasuki usia 40, mammogram harus dilakukan setahun sekali.
Kolonoskopi
Tes ini merupakan bentuk pencegahan terhadap kanker usus besar. Setidaknya tes ini harus dilakukan pada perempuan yang mulai menginjak usia 50.
Tes jantung
Lebih dari 64 persen perempuan memiliki risiko meninggal karena terkena serangan jantung. Karena penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada Kaum Hawa. Sebaiknya tes jantung mulai dilakukan sejak usia 20 tahun. Terlebih, bila keluaga memiliki riwayat hipertensi dan lainnya yang berhubungan dengan penyakit ini.
Pap smear
Tes pap smear penting untuk para perempuan, khususnya mereka yang aktif melakukan hubungan seks, serta pernah melahirkan. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil contoh sel-sel leher rahim, sehinga kanker leher rahim bisa terdeteksi lebih dini.