REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 2015 lalu, ditemukan sebanyak 29 persen balita di Indonesia pendek. Hal tersebut ditemukan bersadarkan PSG 2015 yang menganalisa 165.523 balita dari 496 kabupaten kota diseluruh Indonesia.
“Kami lakukan PSG di seluruh Indonesia, lebih dari 165 ribu kelompok sasaran dalam hal ini balita dan remaja, namun fokusnya di balita. Dari apa yang kita lakukan dengan metodologi persis dengan riset kesehatan dasar (riskesdas), untuk status gizi perbandingan tinggi badan dengan usia, kita dapatkan 76,9 persen anak usia nol sampai 23 bulan, batita kita normal. Namun kita masih menjumpai 8,4 persen yang masuk dalam kategori sangat pendek atau stunting, sedangkan 14,7 pendek,” papar Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, Anung Sugihartono, usai konferensi pers mengenai gizi di Jakarta, Jumat (18/3).
Sedangkan usia 24 sampai 59 bulan, lanjutnya, 11,9 persen masuk kategeori sangat pendek, 23,4 pendek, dan 64,7 persen masuk kategori normal. Secara total, yang masuk dalam kategori sangat pendek antara nol sampai 59 bulan ada sebanyak 10,1 persen. sedangkan 18,9 persen masuk kategori pendek dan yang normal tetap diangka 71 persen.
Menurut dia, kalau membandingkan pada 2014, apa yang bisa Kementerian Kesehatan lakukan, sedikit ada perbaikan. Ini terlihat dari perubahan angka yakni kategori sangat pendek menurun dari 10,9 persen menjadi 10, 1 persen. Lalu yang pendek jadi 18,9 persen. Normalnya tetap di angka 71 persen.