REPUBLIKA.CO.ID, Terlalu banyak mengakses media sosial telah dikaitkan sebagai penyebab depresi dan kecemasan. Hal itu diungkap dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Depression and Anxiety belum lama ini.
Lui Yi Lin, penulis utama studi, mengatakan bahwa orang yang sering memeriksa situs media sosial 2,7 kali lebih berisiko mengalami perasaan tertekan. Ia menduga, ada mekanisme tertentu yang membuat penggunaan media sosial yang tinggi berhubungan dengan depresi.
Misalnya, karena orang tersebut merasa lebih buruk dibandingkan representasi ideal orang lain pada media sosial. Sebab, kebanyakan orang akan mengunggah foto diri yang sedang bahagia, tersenyum, dan melakukan hal-hal yang menarik.
Selain itu, membuang-buang waktu dalam kegiatan yang tidak berarti seperti mengecek medsos bisa mengurangi mood. Penggunaan media sosial yang terlalu intens juga dinilai dapat menyebabkan perisakan di dunia maya.
"Bisa jadi pula orang-orang yang sudah mengalami depresi beralih ke media sosial untuk mengisi kekosongan," kata Lin.