REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah Anda menguap dan kemudian seseorang di dekat Anda juga ikut menguap? Jika iya, besar kemungkinan seseorang tersebut merupakan sosok yang berempati.
Banyak fakta yang menunjukkan adanya keterkaitan antara "tertular" menguap dan rasa empati seseorang. Sebagai permulaan, bayi tidak akan tertular untuk menguap ketika orang di dekatnya menguap. Ketularan menguap ini baru mulai terjadi ketika anak memasuki usia empat atau lima tahun, yaitu di jenjang yang hampir sama ketika rasa empati mulai muncul.
Hal lain yang menunjukkan hubungan antara ketularan menguap dan empati terlihat pada individu dengan kepribadian psikopat serta individu yang menderita autisme. Kedua kelompok ini memiliki tingkat empati yang cenderung lebih rendah daripada orang kebanyakan. Kedua kelompok ini ternyata juga memiliki kemungkinan yang kecil untuk tertular menguap ketika orang di dekat mereka menguap.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun ini juga menunjukkan bahwa wanita memiliki empati lebih besar dibandingkan pria. Dilansir Guardian, pada saat yang sama, wanita juga lebih mungkin "tertular" menguap jika dibandingkan dengan pria.
Dalam penelitian berbeda juga ditunjukkan bahwa seseorang lebih mungkin tertular menguap dari anggota keluarga mereka yang menguap. Kelompok lain di bawah keluarga yang mungkin "menularkan" menguap ialah teman. Sedangkan, kenalan biasa dan orang asing memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk "menularkan" menguap pada seseorang.