REPUBLIKA.CO.ID, Setiap pasangan yang sudah menikah tentu menginginkan segera memiliki keturunan. Namun, beberapa pasangan ternyata banyak yang masih menunda memiliki keturunan setelah menikah.
Menunda memiliki momongan menurut anggota tim SMART IVF, dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG ternyata tanpa disadari juga dapat mempengaruhi jumlah sel telur seorang wanita. Bahkan penundaan ini bisa jadi menyebabkan gangguan infertilitas hingga penuaan reproduksi.
Gangguan infertilitas sendiri adalah ketidakmampuan suatu pasangan untuk memiliki keturunan, usai melakukan hubungan intim secara teratur meskipun tidak menggunakan alat kontrasepsi. Umumnya hal ini dialami pada masa pernikahan menginjak 1-2 tahun.
"Saat ini, 4-6 juta pasangan yang telah menikah di Indonesia mengalami gangguan kesuburan. Banyak faktor yang mempengaruhi, yakni genetik, terlalu lama menunda memiliki momongan, gaya hidup, riwayat radiasi, kebiasaan merokok dan lainnya," kata Yassin dalam acara seminar media layanan Medical Tourism di Jakarta, Selasa (29/3).
Selain itu, penyebab gangguan infertilitas ini tidak hanya dapat dialami oleh para perempuan. Namun juga dapat dialami oleh laki-laki, bahkan tak jarang juga ada yang tidak diketahui penyebabnya.
Jika pada perempuan, biasanya diakibatkan oleh gangguan ovulasi, gangguan haid yang tidak teratur, penyakit bawaan, faktor umur serta gangguan pada rongga panggul. Sementara pada laki-laki biasanya diakibatkan oleh gangguan pada sperma, penyakit bawaan dan faktor umur.
"Kalau pada perempuan, gangguan infertilitas ini dapat menyebabkan menurunnya jumlah sel telur yang berkualitas dan berkuantitas. Biasanya hal ini banyak terjadi pada perempuan usia diatas 35 tahun, " tambahnya.
Bahkan pada usia tersebut penurunan jumlah sel telurnya bisa mencapai 1/6 persen. Selain faktor usia, penurunan jumlah sel telur ini juga dapat terjadi pada wanita hamil pada usia 20 minggu.
Sementara untuk beberapa pasangan yang memilih menunda memiliki keturunan sang dokter mengungkapkan bahwa hal itu sebenarnya merupakan sebuah pilihan. Akan tetapi, penundaan memiliki momongan ini harus dipikirkan dengan matang, sehingga tidak terjadi gangguan infertilitas dan penurunan jumlah sel telur secara signifikan.
"Hal ini juga sebenarnya berkaitan dengan gaya hidup setiap pasangan itu sendiri. Kalau gaya hidupnya sehat dan berencana menunda memiliki momongan, kami rasa sah-sah saja. Namun tetap harus diintervensi dengan baik oleh dokter," jelas Yassin.
(baca: Tak Hamil Tapi Ngidam? Ini Penjelasannya)