REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan nyeri akut dapat dilakukan lebih cepat dengan obat-obatan atau terapi fisik. Namun pada problem nyeri kronis, seringkali pemberian obat justru menimbulkan masalah baru seperti efek samping.
“Prosedur lain yang dapat dilakukan adalah minimal invasif terapi nyeri. Di mana pasien akan diberikan obat-obatan langsung ke target terapi sehingga meminimalkan efek samping obat,” kata Spesialis SpAN Stefanus Taofik pada Media Gathering RS Khusus Jantung Diagram di Jakarta, Selasa (29/3).
Dia menambahkan, keuntungan prosedur ini adalah tanpa menggunakan pisau bedah. Caranya dengan tuntunan fluoroskopi sinar x-ray atau mnggunakan ultrasonografi, pasien akan lebih aman ditangani. Stefanus menuturkan, pasien yang menjalani operasi sering mengeluhkan masalah baru, yaitu nyeri akut dan dapat menjadi kronis. Salah satu problem yang sering dijumpai berupa nyeri sendi lutut.
Keluhan tersebut muncul akibat Rheumatoid Arthritis yang bersifat sistemik ini (autoimun atau Osteo Arthritis) dan dipengaruhi oleh faktor lokal tulang sendi dan otot sekitar. Namun Osteo Arthritis dapat ditangani dengan terapi nyeri intervensi.
"Yaitu dengan memanipulasi persarafan yang mempersarafi lutut dan memberikan obat langsung ke sendi lutut untuk meredakan peradangan. Namun tentu saja terapi ini tidaklah dapat diterapkan untuk semua kasus. Fisioterapi seringkali gagal jika dilakukan sebelum tindakan karena pasien umumnya enggan melatih area yang nyeri," terang dia.
Kemudian hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam penanganan nyeri, yaitu tindakan komprehensif dan holistic. Artinya spesialis akan melihat faktor pencetus dari nyeri tersebut. "Seperti cara melakukan aktifitas yang salah. Misalnya menekuk lutut secara berlebihan ataupun otot tungkai yang tidak terlatih, ditambah dengan berat badan berlebih yang membuat sendi lutut bekerja lebih berat. Ini harus diperhatikan. Pasien pun diharapkan dapat mengikuti pola hidup sehat agar nyeri hilang, seperti melakukan olahraga yang dapat mengurangi berat badan," kata dia.
Problem nyeri mendominasi hampir 70 persen dari keluhan pasien yang mendapat perawatan di unit gawat darurat dan rawat jalan. Nyeri secara umum yang biasa dikenal adalah akut dan kronis. Pada diagnosis akut, nyeri ini dapat diakibatkan oleh kecelakaan atau pasca-operasi. Sementara nyeri kronik bersifat lebih kompleks karena memiliki korelasi dengan faktor psikologis, dan amat terasa mengganggu dalam kegiatan sehari-hari.