Kamis 28 Apr 2016 11:15 WIB

Sering Kesemutan Hingga Kaku Otot? Waspadai Gangguan Neuropati

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Pria sedang kesakitan
Foto: flickr
Pria sedang kesakitan

REPUBLIKA.CO.ID, Aktivitas yang padat dan gaya hidup sehari-hari meningkatkan risiko terkena berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah gangguan pada saraf yang membuat kita seringkali merasakan kekakuan otot, mati rasa atau kesemutan.

Gangguan ini biasanya disebut gangguan pada neuropati, di mana neuropati merupakan sebuah kondisi gangguan akibat adanya kerusakan pada saraf. Penyebabnya beragam, mulai dari trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sistemik, atau akibat kekurangan vitamin B1, B6 dan B12.

Penderita neuropati, umumnya menunjukkan gejala rasa nyeri seperti rasa baal atau kebas, kesemutan, kaku otot, perasaan terbakar di bagian tangan dan kaki, kehilangan kontrol kandung kemih, kulit hipersensitif, kelemahan anggota gerak bahkan penyusutan otot. Meski tidak akan menyebabkan kematian, namun keterbatasan gerak pasien dapat memberikan efek tidak nyaman dalam beraktivitas.

Menurut ketua kelompok studi neurofisiologi dan saraf tepi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) apabila gejala-gejala neuropati terus di diamkan maka dikhawatirkan dapat menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan ini terjadi akibat saraf-saraf yang rusak sudah tidak dapat lagi diperbaiki.

"Padahal neuropati dapat dicegah sejak dini, dengan melakukan istirahat yang cukup agar sel saraf dapat beregenerasi, melakukan olahraga secara teratur dan mengkonsumsi gizi seimbang. Buah dan sayur yang kaya akan vitamin B1, B6, B12 juga penting dikonsumsi, guna membantu memberikan asupan yang dibutuhkan saraf agar dapat bekerja dengan baik," ungkapnya dalam acara kampanye melawan neuropati di Jakarta, Rabu (27/4).

Neuropati biasanya menyerang sistem saraf tepi, termasuk saraf pada otak dan sumsum tulang belakang. Sehingga wajar jika para penderitanya biasanya mengalami gangguan motorik (gerakan), sensorik (rangsangan) dan otonom (saraf penghasil keringat).

Neuropati sendiri memiliki beragam jenis diantaranya adalah, neuropati karena penuaan, neuropati karena diabetes, neuropati karena defisiensi vitamin B, neuropati karena infeksi penyakit dan neuropati karena trauma saraf. Faktor penyebab dari penyakit inipun sulit untuk ditemukan.

Akan tetapi neuropati identik dengan penyakit diabetes, trauma pada saraf, gemar mengkonsumsi minuman berakohol, sering terkena paparan racun, defisiensi vitamin, gaya hidup serta akibat penyakit gagal ginjal, hati dan tyroid. Meski begitu, faktanya sebanyak 50 persen pasien di Indonesia menderita penyakit ini akibat gaya hidup dan aktivitas yang kurang baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement