REPUBLIKA.CO.ID, Gangguan neuropati terjadi akibat kerusakan pada saraf. Penyebabnya beragam, mulai dari trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sistemik, atau akibat kekurangan vitamin B1, B6 dan B12.
Penderita neuropati, umumnya menunjukkan gejala rasa nyeri seperti rasa baal atau kebas, kesemutan, kaku otot, perasaan terbakar di bagian tangan dan kaki, kehilangan kontrol kandung kemih, kulit hipersensitif, kelemahan anggota gerak bahkan penyusutan otot. Meski tidak akan menyebabkan kematian, namun keterbatasan gerak pasien dapat memberikan efek tidak nyaman dalam beraktivitas.
Gangguan ini namun bisa dicegah. "Penting untuk memperbaiki aktivitas dan gaya hidupnya, di samping konsumsi makanan yang sehat. Jangan salah, texting di gadget, melakukan gerakan berulang, bermain games dan memakai sepatu hak tinggi sangat rentan terkena penyakit ini dikemudian hari," kata ketua kelompok studi neurofisiologi dan saraf tepi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K)
Meskipun penyakit ini kerap dialami oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas, namun tidak menutup kemungkinan juga bisa menyerang mereka yang berusia produktif bahkan remaja. Maka sangat penting untuk merubah pola hidup kita sehari-hari.
Salah satunya adalah dengan rajin melakukan latihan fisik, agar otot saraf tidak kaku. Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Ade Tobing, SpKO mengungkapkan bahwa latihan fisik memang sudah terbukti dapat melancarkan aliran darah pada tubuh, sehingga saraf tidak mengalami kekakuan akibat adanya sumbatan.
"Jika aliran darah ke saraf sudah lancar, secara otomatis hal ini sekaligus juga dapat memperbaiki memori otak seseorang, memperlancar kerja jantung serta memperkuat otot. Banyak sekali manfaat dalam melakukan aktivitas fisik, tidak harus berat yang penting teratur," kata Ade, dalam kesempatan yang sama.
Sementara manfaat lainnya adalah dapat mengurangi ketegangan saraf sehingga tubuh bisa lebih rileks, membantu mencegah cedera, memelihara tingkat kelenturan dan juga dapat membantu meningkatkan lingkup gerak sendi (ROM). Untuk olahraga bagi para penderita neuropati yang paling baik menurut Ade adalah aerobik.
Namun, pelaksanaannya tidak boleh dilakukan sembarangan terutama pada saat pemanasan dan peregangan. Aerobik sangat baik dilakukan guna melatih keseimbangan dan ketahanan jantung serta paru-paru.
Aerobik pun dapat dilakukan setiap hari selama 10-15 menit. Akan tetapi bagi penderita diabetes dan obesitas, perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar manfaat aerobik dapat didapatkan secara maksimal.