REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian orang pasti sepakat bahwa tinggal dekat pemandangan bernuansa perairan seperti laut dan danau bisa membuat suasana hati menjadi baik. Kini, anggapan itu ditegaskan oleh sebuah studi ilmiah.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Health & Place itu menyebutkan bahwa tinggal di dekat alam dan pemandangan yang bernuansa perairan bisa menenangkan dan mengurangi stres. Temuan ilmiah itu mengungkap lokasi rumah demikian sebagai kediaman dekat 'ruang biru'.
Para peneliti menarik informasi topografi dari basis data nasional mengenai pemetaan hutan daerah, taman, dan garis pantai yang terlihat dari kediaman warga. Mereka juga meninjau Survey Kesehatan Selandia Baru (NZHS) tahun 2011-2012 mengenai kesehatan, gaya hidup, kunjungan dokter, status sosial ekonomi, masalah medis kronis, dan kesejahteraan mental.
"Peningkatan pemandangan ruang biru secara signifikan berhubungan dengan tingkat yang lebih rendah dari tekanan psikologis," kata ahli geografi kesehatan Michigan State University Amber L Pearson.
Setelah semua analisis dilakukan, ditemukan bahwa orang di tingkatan sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki akses lebih untuk ruang biru. Namun, setelah mencermati variabel seperti jenis kelamin, kekayaan, usia, dan tingkat kriminalitas lokal, temuan mereka tetap terkonfirmasi bahwa ruang biru menciptakan kesehatan mental yang lebih baik untuk hampir semua orang.
Untuk memastikan bahwa tes mereka akurat, para peneliti memutuskan untuk mengukur visibilitas ruang biru dengan faktor yang sama sekali tidak terkait, yakni kesehatan gigi. Ternyata, tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara ruang biru dan buruknya kesehatan gigi.
Akan tetapi, para peneliti tidak menemukan hasil sama dengan kediaman dekat ruang hijau alias pepohonan dan vegetasi. Pearson mengatakan, hasil itu mungkin ada hubungannya dengan desain studi mereka.
"Bisa jadi karena semua ruang biru yang kami amati seluruhnya alami, sementara ruang hijau cenderung buatan manusia, seperti bidang olahraga, taman bermain, dan hutan buatan. Mungkin jika kami hanya meneliti hutan asli, akan ditemukan sesuatu yang berbeda," tuturnya.