REPUBLIKA.CO.ID, Para pengidap demensia alias kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran ternyata responsif terhadap perubahan suhu. Sebuah penelitian terbaru mengungkap, pasien demensia cenderung tenang ketika temperatur ruangan tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Hal itu terkuak dari studi yang dilakukan Federico Tartarini, mahasiswa studi doktoral dari University of Wollongong. Ia bekerja sama dengan penyedia perawatan manula Warrigal untuk memahami apakah kualitas lingkungan dalam ruangan seperti suhu, kelembaban, suara, dan cahaya berpengaruh terhadap pasien pengidap demensia.
Selama tahun lalu, Tartarini mengukur suhu dan kelembaban di enam fasilitas perawatan manula Warrigal seluruh wilayah Illawarra, New South Wales. Ia menganalisis semua penghuni di sana (dengan dan tanpa demensia) tentang kenyamanan termal mereka dan bagaimana mereka memandang suhu, kelembaban, kecepatan, cahaya, dan suara selama tinggal di situ.
Tartarini juga bekerja sama dengan perawat untuk merekam dan menilai perilaku orang-orang dengan demensia, termasuk tingkat kegelisahan mereka. Hasil lengkap dari studi itu dijadwalkan rilis tahun depan ketika Tartarini menyelesaikan studi doktoralnya. Namun ia telah menemukan kejelasan pola peningkatan agitasi pada pasien demensia.
"Ketika pasien demensia terkena suhu sangat tinggi atau sangat rendah pada kisaran 20 derajat Celsius sampai 26 derajat Celsius, tingkat agitasi tiba-tiba meningkat dibandingkan ketika mereka terkena suhu rata-rata yang nyaman antara 22-23 derajat Celsius," tuturnya.
Tartarini memulai analisis yang membandingkan efek dari suhu dengan efek obat yang digunakan untuk mengurangi agitasi pada pasien demensia. Ia menyimpulkan, mengendalikan tingkat suhu yang tepat dapat mengurangi jumlah obat yang diperlukan untuk para pasien itu.
Setelah Tartarini menyelesaikan penelitiannya, ia bertujuan menghasilkan pedoman temperatur yang tepat di rumah jompo. Ia juga akan memberikan rekomendasi pada struktur bangunan dan teknologi apa yang diperlukan atau harus dihindari untuk menciptakan lingkungan yang ideal.
"Ini tentang membuat kondisi termal di rumah jompo lebih nyaman, ramah bagi pasien demensia, dan menjadi tempat yang lebih baik untuk tinggal," katanya.