Senin 09 May 2016 08:01 WIB

Kenapa Ya, Perut tidak Lapar Ketika Sakit?

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Ketika sedang sakit biasanya nafsu makan menghilang.
Foto: pixabay
Ketika sedang sakit biasanya nafsu makan menghilang.

REPUBLIKA.CO.ID, Para peneliti di Amerika Serikat menemukan adanya molekul sistem kekebalan yang membajak jaringan otak ketika seseorang jatuh sakit. Hal tersebut dapat menyebabkan nafsu makan berkurang.

Nafsu makan yang hilang tentu memberikan kontribusi menghilangkan kekuatan pada tubuh pasien. Bahkan pada pasien kanker, kehilangan nafsu makan dapat memperpendek usia.

"Nafsu makan yang besar memang tidak akan menyembuhkan penyakit, tapi bisa membantu pasien menghadapinya," ujar profesor di The Scripps Research Institute (TSRI) di California, AS, Bruno Conti,  dilansir dari Indian Express.

Kehilangan nafsu makan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan secara klinis. Misalnya, seseorang yang memiliki tubuh lemah karena tidak makan, akan sulit menjalani kemoterapi.

Banyak orang yang kembali lapar setelah sembuh dari sakit. Namun, pada penderita kanker atau AIDS, kehilangan nafsu makan bisa berubah menjadi penyakit tersendiri yang disebut cachexia.

"Cachexia juga dikenal dengan "penyakit terakhir," yang dapat mempercepat penurunan kondisi pasien," jelasnya.

Para peneliti percaya, jaringan otak dalam hal ini dibajak oleh molekul kekebalan yang disebut interleukin 18 (IL-18). IL-18 menjadi sasaran obat untuk kembali dapat menumbuhkan nafsu makan dan mencegah penurunan berat badan karena adanya gangguan metabolisme.

"IL-18 mengatur rasa lapar dengan mengunci jaringan saraf di dalam otak," kata dia.

(baca: Lama Menjomblo Tingkatkan Risiko Sakit Jantung)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement