Rabu 11 May 2016 12:13 WIB

Imunisasi Penting untuk Cegah Penyakit Ini (Bagian 2)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang bocah mendapatkan vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) tambahan saat vaksin difteri massal berbagai usia di Desa Plandi, Jombang, Jawa Timur.
Foto: Antara
Seorang bocah mendapatkan vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) tambahan saat vaksin difteri massal berbagai usia di Desa Plandi, Jombang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, Berbagai penyakit dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit infeksi itu sendiri merupakan penyakit menular yang mematikan atau menimbulkan komplikasi berbahaya terutama untuk balita. Berikut ini ulasan berbagai penyakit tersebut seperti dijelaskan Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Cissy Rachiana Sudjana.

Tetanus

Tetanus merupakan penyakit akut yang disebabkan bakteri Clostridium tetani. Gejala klinis yang timbul akibat eksotoksin yang dihasilkan bakteri. Bakteri tetanus umumnya masuk melalui luka yang dalam, dan

anaerob (tidak ada oksigen), kuman akan menghasilkan toksin yang berbahaya.

Toksin disebarkan melalui jaringan limfa dan aliran darah sampai ke sistem saraf. Akibatnya terjadi gejala kekakuan pada otot, kejang dan gangguan sistim saraf. Infeksi pada bayi baru lahir terjadi akibat pemotongan tali pusat yang  tidak steril.

Pada bayi akan terjadi kekakuan otot, mulut mencucut sehingga tidak dapat menyusu pada ibunya dan badan kaku. Pada umumnya bayi akan meninggal dengan segera.

Tetanus juga dapat mengenai anak yang sudah lebih besar yang tidak mendapat imunisasi pada masa kecil. Bakteri bisa masuk melalui luka tusuk yang dalam, gigi berlubang, atau infeksi pada telinga. Otot muka kaku sehingga anak tidak dapat membuka mulut, muka seperti topeng, perut dan punggung kaku seperti papan.

Pertusis

Pertusis atau batuk rejan, disebut juga batuk seratus hari. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit sangat menular melalui batuk dan bersin. Pertusis ditularkan melalui udara.

Gejala utama pertusis adalah batuk berkepanjangan, hebat diselingi bunyi whoop. Pasien bisa muntah, kebiruan karena tidak bisa menarik nafas sehingga kekurangan oksigen, lemas dan kejang. Batuk akan berhenti setelah beberapa bulan (sekitar satu hingga dua bulan).

Bayi yang belum diimunisasi dan anak prasekolah mempunyai risiko besar untuk terkena pertusis dan komplikasinya. Komplikasi yang terjadi berupa kejang, radang paru (pneumonia), radang otak sehingga dapat menyebabkan kerusakan otak yang menetap. Kematian terjadi pada satu di antara 200 bayi berumur di bawah enam bulan yang menderita pertusis.

(Baca Juga: Begini Manfaat Imunisasi bagi Anak)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement