REPUBLIKA.CO.ID, Rotavirus dan penyakit measles, mumps, rubella (MMR) termasuk di antara berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit infeksi itu sendiri merupakan penyakit menular yang mematikan atau menimbulkan komplikasi berbahaya terutama untuk balita. Berikut ini ulasan berbagai penyakit tersebut seperti dijelaskan Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Cissy Rachiana Sudjana.
Rotavirus
Infeksi rotavirus terjadi di seluruh dunia. Rotavirus merupakan penyebab terbanyak (sekitar 35 persen) diare pada bayi dan anak kecil. Infeksi rotavirus bisa tanpa gejala. Masa inkubasinya 24 sampai 72 jam.
Gejalanya didahului dengan diare, demam dan muntah-muntah. Diare rotavirus dapat terjadi kapan saja, namun akan menjadi berat jika terkena pertama kalinya pada bayi berusia di bawah enam bulan. Diare cair disertai muntah akan mudah menyebabkan dehidrasi. Risiko bayi dapat meninggal apabila tidak segera diberikan infus. Penyakit diare rotavirus ini paling sering menyerang bayi berumur antara 6 hingga 24 bulan.
MMR (measles, mumps, rubella)
Ketiga penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin gabungan ketiganya, yaitu campak,
gondongan dan campak Jerman.
Mumps (gondongan) disebabkan oleh virus. Penularannya melalui percikan ludah penderita. Gejalanya berupa demam ringan, sakit badan atau otot, nafsu makan hilang, lemas, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar ludah, terutama parotis, akibat peradangan, dapat satu atau keduanya, yang kiri dan kanan.
Gejala akan berkurang setelah satu minggu dan hilang setelah 10 hari. Gejala bisa ringan sampai berat. Penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi berupa ensefalitis (radang otak) dan
tuli, meskipun jarang.
Pada anak remaja bisa terjadi komplikasi ke buah zakar (orchitis), sebanyak 20 persen, dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit ini sangat menular. Di antara anak sekolah bisa saling menularkan. Di Amerika, imunisasi dapat mengurangi kejadiannya sampai 98 persen.
Sedanhkan rubella (campak jerman), merupakan penyakit infeksi akut akibat virus rubella, biasanya ringan.
Penyebarannya juga melalui percikan ludah penderita. Gejala klinis berupa demam tidak tinggi, disusul timbulnya bercak merah sekitar tiga hari, pembengkakan kelenjar di belakang telinga, dan
adakalanya disertai nyeri otot dan sendi.
Penyakit ini biasanya menyerang anak dan remaja. Bila menyerang ibu hamil bisa menyebabkan sindrom
rubela kongenital pada bayi yang dikandung. Virus dapat menyerang bayi dalam kandungan terutama pada tiga bulan pertama kehamilan. Dampak terburuknya bayi bisa meninggal, abortus, lahir prematur atau cacat bawaan berupa buta karena katarak, glaukoma, tuli, kelainan jantung dan retardasi mental.
Tujuan utama vaksinasi rubela adalah mencegah sindrom rubela kongenital. Oleh
karena itu anak perempuan sebelum hamil harus mendapat vaksinasi.
(Baca Juga: Begini Manfaat Imunisasi bagi Anak)