REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Cissy Rachiana Sudjana menjelaskan vaksin yang beredar di pasaran adalah yang sudah resmi mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Di Indonesia ada vaksin yang termasuk program nasional Kementerian Kesehatan yang gratis. Ada pula vaksin yang belum termasuk program Kementerian Kesehatan, yang umumnya merupakan vaksin baru.
Semua vaksin yang tersedia itu perlu dan bermanfaat. Namun karena berbagai hambatan belum semua dapat masuk ke program nasional.
Di berbagai negara dia mengatakan dibedakan antara vaksin yang termasuk Expanded Programme on Immunization (EPI) atau di Indonesia dikenal sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI), dan Non-EPI/Non-PPI. EPI telah diluncurkan sejak 1970 an. Imunisasi ini terdiri dari vaksin BCG, polio oral (OPV), DTP dan campak.
Di Indonesia yang termasuk kelompok PPI adalah: BCG, DTP, polio, campak, ditambah hepatitis B, dan yang terakhir Haemophilus influenza tipe b (Hib). Semuanya bisa didapatkan melalui program pemerintah, secara gratis.
Sejak 2013, Cissy mengatakan telah dipakai untuk PPI vaksin kombinasi pentavalen yang mengandung lima macam vaksin. Yaitu DTP/Hepatitis B/Hib. Menurut dia, vaksin polio mula-mula mengandung jenis polio 1, 2, dan 3. Tetapi karena virus polio 2 sudah tidak ditemukan lagi, maka sejak April 2016 di seluruh dunia hanya dipakai vaksin yang mengandung dua macam virus saja yaitu polio 1, dan 3. Vaksin polio ada dua macam yaitu oral polio vaccine (OPV) yang diminumkan dan inactivated polio vaccine (IPV) yang disuntikkan.
Sedangkan vaksin yang sudah beredar di Indonesia, tetapi tidak masuk kedalam program imunisasi pemerintah (Non-PPI), adalah: MMR, cacar air (varisela), influenza, rotavirus, tifoid, pneumokokus/IPD (invasive pneumococcal disease), hepatitis A, HPV, rabies, meningokokus, JE (Japanese encephalitis), dan IPV. Vaksin yang sudah akan beredar seperti Dengue, MMRV (measles, mumps, rubella, varicella), Hepatitis A dan Hepatitis B.
Biofarma juga memproduksi vaksin khusus DT, TT dan Td, yang ditujukan untuk imunisasi anak sekolah (BIAS). Saat ini vaksin yang masih dalam proses pengembangan adalah HIV/AIDS, malaria, dan modifikasi BCG.
Selain itu ada vaksin kombinasi (kombo), yang mempunyai efikasi yang sama dengan vaksin tunggal dan aman. Tujuannya agar anak tidak sering disuntik dan tidak perlu sering kembali untuk vaksinasi.
Dengan kemajuan teknologi, sedang dikembangkan penyimpanan vaksin yang tahan terhadap suhu. Sehingga tidak perlu disimpan di lemari es. Ini akan memudahkan bagi negara berkembang, termasuk bagi Indonesia yang fasilitas kesehatannya belum merata.