REPUBLIKA.CO.ID, Hipertensi umumnya dialami orang dewasa. Tapi jangan salah, selain terjadi pada usia produktif, insiden hipertensi juga banyak ditemui pada anak. Hal tersebut diungkapkan salah seorang pendiri InaSH (Indonesian Society of Hypertension), dr Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), FIHA.
Menurutnya banyak orang menganggap bahwa hipertensi hanya ditemukan pada orang dewasa. Padahal peningkatan insiden hipertensi dewasa sebagian besar justru terjadi karena tidak dilakukannya deteksi dini pada masa kanak-kanak.
“Dengan kata lain, deteksi dini pada masa kanak-kanak penting dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi pada masa dewasa. Oleh karena itu, anak umur lebih dari tiga tahun seharusnya diperiksa tekanan darahnya secara rutin,” sarannya kepada wartawan dalam Press Conference World Hypertension Day di Jakarta, Rabu (18/5).
Prevalensi hipertensi pada anak menurut salah satu penelitian adalah satu sampai dua persen dan saat ini terlihat adanya peningkatan, antara lain disebabkan oleh peningkatan kejadian obesitas atau kegemukan pada anak, perubahan gaya hidup dimana anak kurang beraktivitas atau bergerak, terlalu banyak bermain gawai atau menonton televisi, asupan makanan yang tinggi garam, serta minuman yang mengandung alkohol dan kafein. Juga karena kebiasaan merokok, stres mental dan kurang tidur.
Menurutnya, anak dengan hipertensi mempunyai risiko hampir empat kali lebih besar untuk menderita hipertensi pada masa dewasa dibandingkan anak normal. Hipertensi pada anak memberikan dampak pada kesehatan kardiovaskular pada masa dewasa.
Faktor-Faktor yang berpengaruh terjadinya hipertensi pada anak adalah usia, jenis kelamin, ukuran dan massa otot tubuh, dan tinggi. Selain itu, tekanan darah laki-laki lebih tinggi daripada perempuan seusianya.
Faktor lainnya karena semakin tambah usia, seorang anak semakin tinggi tekanan darah. Disamping itu, batasan tekanan darah normal pada anak berbeda untuk setiap kelompok usia, jenis kelamin, tinggi badan anak.
Ia memaparkan pada bayi baru lahir, hipertensi dapat terjadi karena renal artery thrombosis (gumpalan darah di ginjal). Sedangkan pada anak-anak, hipertensi disebabkan oleh kelainan sekunder, yaitu kelainan ginjal di jaringan (78 persen), kelainan endokrin seperti hipertiroid, hiperaldosterone atau Conn’s Syndrome dll (12 persen), obat-obatan dan Coarctation of the Aorta (penyempitan pada aorta). Sedangkan pada usia dewasa muda, hipertensi seringkali disebabkan oleh kelainan esensial atau primer seperti faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat.