Kamis 19 May 2016 19:17 WIB

Jumlah Penderita Talasemia Terus Meningkat

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang warga memeriksa darahnya saat peringatan hari Thalasemia Sedunia di Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang warga memeriksa darahnya saat peringatan hari Thalasemia Sedunia di Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Jumlah penderita talasemia mayor di Tanah Air terus mengalami peningkatan. Ketua Yayasan Thalasemia Indonesia, Ruswadi, menyebut jumlah penderita talasemia mayor yang ditandai dengan kebutuhan transfusi darah secara rutin saat ini sudah mencapai 7.238 penderita. 

"Ini baru jumlah yang bisa kita data dari rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia. Di luar yang belum terdata, mungkin jumlahnya lebih besar," jelas Ruswadi saat menghadiri peresmian Gedung Thalasemia Terpadu di RSUD Banyumas, Kamis (19/5. Peresmian gedung dilakukan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein.

Jumlah penderita sebanyak itu, menurut dia, tersebar di berbagai daerah di Tanah Air. Jumlah terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat. Penderita talasemia di provinsi tersebut mencapai 42 persen dari seluruh penderita. "Hampir di semua kota wilayah provinsi tersebut terdapat penderita talasemia," katanya.

Jumlah terbanyak kedua berada di Provinsi Jawa Tengah, yang tercatat ada sekitar 1.000 penderita, kemudian di Jawa Timur. "Khusus di wilayah Banyumas dan sekitarnya ada sekitar 371 penderita talasemia mayor yang rutin berobat ke RSUD Banyumas sebagai RS rujukan penderita talasemia," katanya.

Berdasarkan data tersebut, Ruswadi menyebut upaya pencegahan agar jumlah penderita talasemia tidak terus bertambah perlu dilakukan. Salah satunya dengan mengintensifkan kegiatan sosialisasi mengenai pencegahan perkawinan antarpria-wanita yang genetisnya sama-sama membawa sifat (carrier) talasemia.

"Penyakit talasemia mayor merupakan penyakit yang diturunkan dari kedua orang tua yang sama-sama membawa sifat genetis talasemia. Bila keduanya menikah kemudian memiliki keturunan, bisa dipastikan ada anaknya yang akan menderita talasemia," jelasnya.

Ruswadi menjelaskan, penyakit talasemia terbagi ke dalam dua jenis, yakni talasemia mayor dan talasemia minor. Menurut dia, penderita talasemia minor tidak memiliki gejala penyakit apa-apa. Ini yang dalam istilah medis sebagai orang yang membawa sifat. Sedangkan, penderita talasemia mayor adalah penderita yang gejala penyakitnya terlihat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement