Ahad 22 May 2016 19:43 WIB

Kasus DBD di NTB 1.939 Orang, Korban Meninggal Terus Bertambah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengungkapkan jumlah korban meninggal akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga 19 Mei bertambah satu orang menjadi 19 orang, dari jumlah sebelumnya sebanyak 18 orang. Sementara itu, tercatat sudah sebanyak 1.939 orang terkena penyakit DBD di 10 kabupaten/kota.

“Korban meninggal 19 orang, total kasus 1.939. Tahun 2015, sebanyak 1.273 kasus dan meninggal tiga orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Eka Junaidi di Kota Mataram, Ahad (22/5).

Menurutnya, sebaran penyakit DBD di 10 kabupaten/kota yaitu Kota Mataram mencapai 589 kasus dengan korban meninggal tujuh orang. Kabupaten Lombok Barat, sebanyak 168 kasus, korban meninggal dua orang. Lombok Tengah 75 kasus dan korban meninggal satu orang. 

Selain itu, di Lombok Timur terdapat 535 kasus, enam orang menjadi korban meninggal. Kabupaten Lombok Utara sebanyak 100  kasus. Sumbawa Barat sebanyak 34 kasus, Kabupaten Sumbawa sebanyak 244 kasus dengan dua orang korban meninggal. Kemudian di Dompu sebanyak 82 kasus, Kabupaten Bima 83 kasus, kota Bima 29 kasus dan satu orang meninggal dunia. 

Eka mengaku kurun waktu awal 2016 hingga pertengahan, jumlah masyarakat yang terkena penyakit DBD di beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya pada minggu yang sama. Meski begitu, belum ada kabupaten/kota yang menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). 

Menurutnya, kewenangan menetapkan status KLB dalam perkara DBD berada di kepala daerah. Sementara, Dinas Kesehatan tidak memiliki kewenangan untuk menentukan status tersebut. Meski begitu, kepala daerah tetap berkoordinasi dengan dinas kesehatan. 

Ia terus menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan memerhatikan lingkungan agar tidak ada genangan air yang bisa memicu jentik nyamuk. Serta menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement