REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua YKI Cabang Provinsi Jatim Nina Soekarwo menyatakan sekitar 80 persen pasien penderita kanker baru memeriksakan kondisinya dalam kondisi stadium lanjut. Biasanya kondisi seperti ini sudah susah untuk diobati.
Untuk itulah dia mengatakan perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar mau memeriksakan diri secara dini di tingkat kabupaten/kota. Selain itu, petugasnya juga dinilai perlu ditambah. Karena sosialisasi membutuhkan tenaga medis maupun tenaga PKK hingga ke grassroot melakukan penyuluhan.
"Ini kita harus disosialisasikan kepada masyarakat khususnya kaum perempuan untuk memeriksakan diri secara dini agar bisa ditanggulangi dan dicegah. Sekitar 6 juta kaum perempuan di Jatim berpotensi terkena virus HPV," jelas perempuan yang akrab disapa Bude Karwo itu.
Selain sosialisasi pemeriksaan dini kanker serviks kepada masyarakat, menurut Bude Karwo, konsep rujukan berjenjang khususnya untuk kanker serviks, dan langkah preventif dan promotif harus dilakukan. Salah satunya, jika di kabupaten/kota terdapat rumah sakit yang bisa menangani kanker serviks, maka tidak perlu dibawa ke rumah sakit provinsi.
Menurutnya, salah satu langkah proaktif YKI Jatim bersama Pemprov Jatim untuk menangangi hal ini dengan melakukan pelatihan See and Treatbagi tenaga medis dan kader PKK di Jatim. Juga pemeriksaan Inspeksi Visual Asam (IVA) Test sebagai pemeriksaan dini untuk kanker serviks dengan pengobatan holistic krioterapi (cryotherapy). IVA Test dan Papsmear tidak hanya bermanfaat untuk mencegah risiko kanker serviks, melainkan juga sebagai deteksi dini.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Jatim Siti Nurahmi, melaporkan, tujuan Workshop See and Treat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan deteksi dininya. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan IVA, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam melakukan terapi dengan cryotherapy bila menemukan IVA positif, meningkatkan kualitas penerapan rujukan berjenjang dalam jajaran pelayanan kesehatan di Jatim.
Di samping itu juga untuk mewujudkan Puskesmas di tingkat eks wilayah pembantu bupati di setiap kabupaten/kota di Jatim yang mampu melakukan IVA dan cryotherapy sebagai pusat rujukan, serta mengoptimalkan pelaksanaan East Java Cancer Network.
Peserta yang mengikuti workshop ini sebanyak 60 orang. Mereka terdiri atas 40 orang dari 10 kabupaten/kota dengan komposisi dokter umum, bidan, petugas PHN, dan kader PKK, serta 20 orang dari lintas sektor SKPD Provinsi Jatim. Kabupaten/Kota yang mengikuti pelatihan yakni Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Ponorogo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pacitan, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Lumajang.
(Baca Juga: Jatim Terus Galakkan Penanggulangan Kanker Serviks)