REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Amerika Serikat (AS) melaporkan temuan pertama adanya superbug atau bakteri super. Bakteri ini disebut kebal terhadap sistem antibiotik dan dapat menimbulkan bahaya yang serius jika sampai terjangkit ke manusia. "Kami berisiko berada di dunia pasca-antibiotik," ujar Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Thomas Frieden, Sabtu (28/5) dilansir Reuters.
Pernyataan tersebut disampaikannya setelah ditemukan seorang pasien yang menderita karena terjangkit bakteri ini. Wanita berusia 49 tahun asal Pennsylvania tersebut tidak dapat melakukan perjalanan setelah bakteri menyerang saluran kemihnya.
Pasien mengunjungi klinik pada 26 April dengan gejala infeksi saluran kemih. Sayangnya, penulis penelitian tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Infeksi dilaporkan dalam sebuah studi di Antimicrobial Agents and Chemotherapy, sebuah publikasi dari American Society for Microbiology. Dalam laporan tersebut dikatakan superbug ini pertama kali terinfeksi dengan sepotong kecil dari DNA yang disebut plasmid. Kemudian diteruskan gen yang disebut mcr-1 yang memberikan ketahanan terhadap colistin.
Frieden berbicara pada sebuah jamuan makan siang di National Press Club, Washington DC, bahwa bakteri itu kebal terhadap colistin, antibiotik yang digunakan melawannya. "Bakteri ini muncul dan benar-benar bakteri resisten terhadap obat," tulis catata studi yang dilakukan oleh Militer Medical Center Nasional Walter Reed. Disitu disebutkan pula bahwa ini adalah laporan pertama dari mcr-1 di Amerika Serikat.
Seorang ahli mikrobiologi dan dosen senior di Harvard Medical School, Gail Cassell mengatakan hal ini berbahaya. Pihaknya menganggap bakteri itu dapat menyebar dengan cepat, bahkan di lingkungan rumah sakit. Cassell juga menambahkan kecepatan potensi penyebarannya tidak akan diketahui.