REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siloam Hospitals Group melalui manajemen unit Siloam Asri Jakarta resmi mengoperasikan klinik pelayanan hemodialisa (HD). Peresmian tersebut disaksikan oleh segenap tim manajemen. General Manager Siloam Asri dr Gerald Parulian, MARS menyatakan, kehadiran pelayanan HD diharapkan dapat menjawab kebutuhan warga Jakarta Selatan dan sekitarnya.
“Kami memiliki empat mesin yang akan ditambah lagi sejalan dengan kebutuhan pasien. Terdapat lima tempat tidur pasien, dan empat kursi layanan. Harapannya, dengan hadirnya klinik layanan ini maka dapat mempermudah perawatan bagi pasien HD di Jakarta dan sekitar,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (25/5).
Dalam operasionalnya, Klinik HD akan melayani pasien setiap hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 07.00-21.00 wib. Terdapat tiga perawat bersertifikasi HD, juga seorang dokter ruangan yang akan melayani pasien. Ruangan pun didesain senyaman mungkin, di mana pasien akan merasa rileks selama proses HD berlangsung.
Kegiatan hari ini diawali dengan sambutan dari manajemen, seremonial, serta pemaparan mengenai mananjemen penatalaksaan pasien, oleh penanggung jawab Klinik HD dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD- KGH.
Pada penuturannya, dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD- KGH memaparkan bahwa, satu dari 10 orang dewasan berisiko mengalami penyakit ginjal kronik (PGK). Kondisi ini makin rentan bagi mereka yang berusia 75 tahun ke atas.
“Manusia memiliki dua ginjal. Masing-masing seukuran kepalan tangan. Pekerjaan organ ini pun bisa dibilang tidak mudah. Ginjal bertugas menyaring limbah serta kelebihan air di dalam darah, yang kemudian diolah menjadi urin. Jika berjalan normal, maka tubuh manusia menjadi seimbang, baik itu kandungan kimia tubuh, tekanan darah, hingga hormon,” jelas dia.
Pada pasien PGK, peran ginjal tidak berfungsi dengan semestinya. Ditandai dengan ketidakmampuannya menyaring darah. Kerusakan ini menyebabkan limbah menumpuk sehingga memungkinkan masalah kesehatan lanjutan. Dalam dunia medis, PGK seringkali menjadi penyakit “progresif”, dimana kondisinya dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.