REPUBLIKA.CO.ID, Apakah Anda beralih ke pemanis buatan atau pengganti gula lainnya untuk menurunkan berat badan? Meskipun dapat membantu mengurangi kalori dan menghilangkan obesitas, pemanis buatan ternyata memiliki efek negatif untuk kesehatan.
Sebuah studi menemukan, pemanis buatan tidak dicerna oleh tubuh. Namun ada bakteri dalam usus yang akan memecah pemanis buatan, efeknya namun dapat menganggu kesehatan.
Pemanis buatan kini banyak ditemui dalam makanan dan minuman kemasan. Makanan dan minuman tersebut biasanya berlabel bebas gula atau 'diet', misalnya minuman ringan, permen karet, jeli, permen, jus buah, es krim dan yogurt.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Physiology, Nutrition and Metabolism, menggunakan data dari 2.856 orang dewasa dari 'Third National Health and Nutrition Survey ' (NHANES III). Partisipan melaporkan diet mereka selama 24 jam terakhir dan dikategorikan sebagai konsumen pemanis buatan (aspartam atau sakarin).
Mereka menjalani tes toleransi glukosa oral untuk mengukur kemampuan mengelola gula darah dalam memunculkan resiko diabetes. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang menggunakan pemanis buatan, terutama aspartam, memiliki manajemen glukosa lebih buruk daripada mereka yang tidak mengonsumsi pengganti gula.
"Studi kami menunjukkan, individu obesitas yang mengonsumsi pemanis buatan, terutama aspartam, cenderung memiliki manajemen glukosa lebih buruk daripada mereka yang tidak mengonsumsi pemanis buatan", kata Jennifer Kuk dari kinesiologi dan ilmu kesehatan York University di Kanada, dilansir dari Indian Express, Senin (30/5).
(baca: 10 Makanan Baik Ketika Tubuh tidak Fit)