Jumat 03 Jun 2016 09:32 WIB

Bayi India Alami Kelainan Pubertas Dini

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi bayi.
Foto:
Ilustrasi bayi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Seorang anak laki-laki berusia satu tahun di New Delhi, India, menderita penyakit hormonal langka. Ia memiliki disfungsi hormonal yang disebut "pubertas prekoks."

Hal itu terdeteksi setelah keluarganya menemukan tumbuhnya rambut di kemaluan dan wajah sang bayi. Selain itu, kemaluannya juga berubah ukuran seperti anak laki-laki yang berusia lebih tua.

Dilansir dari The Independent, bayi tersebut juga menunjukkan perkembangan otak seorang remaja usia 12 tahun. Ibunya, Shabnam Praveen, mengatakan pada awalnya ia melihat ukuran anaknya lebih tinggi dari bayi seusia lainnya, yang membuat ia khawatir.

keluarga itu pada awalnya melihat dia jauh lebih tinggi daripada bayi lain seusianya sebelum menjadi semakin khawatir.

"Kami pikir dia hanya bayi besar tapi kemudian ia mulai menunjukkan pertumbuhan yang tidak normal," katanya.

Ia lalu membawa anaknya ke Dr Vaishakhi Rustagi, ahli endokrinologi pediatrik di Rumah Sakit Khusus Max Super di Shalimar Bagh.

Pada usia 18 bulan, bayi biasanya memiliki tingkat testosteron 20 nanogram per desiliter (ng/dl). Namun bayi Praveen diketahui memiliki 500 sampai 600 ng/dl atau sama dengan seorang pria berusia 25 tahun.

"Karena bayi masih sangat muda, ia hampir tidak bisa memahami perubahan yang terjadi dalam tubuhnya. Namun ia akan mengalami dorongan seksual," kata Dr Rustagi.

Pubertas prekoks pada bayi satu tahun diperkirakan mempengaruhi satu bayi dari 100 ribu kelahiran. Satu dari 10 ribu di antaranya berusia antara delapan dan 10 tahun. Kondisi ini biasanya menyebabkan bayi berhenti tumbuh setelah beberapa tahun dan tetap memiliki tinggi sekitar satu meter.

Anak perempuan juga dapat memiliki pubertas prekoks antara usia delapan sampai 10 tahun.

(baca: Unggah Foto Bayi di Facebook Sebabkan Depresi di Ibu Baru)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement