REPUBLIKA.CO.ID, Orang yang belum berpasangan memiliki risiko kanker yang lebih tinggi dibandingkan pasangan yang telah menikah. Di samping itu, orang yang belum menikah juga memiliki risiko serangan jantung yang lebih tinggi dibandingkan orang yang telah berpasangan.
Dalam penelitian yang ditampilkan pada British Cardiovascular Society (BCS) Converence di Manchester, tim peneliti melibatkan hampir 60 ribu orang yang menderita berbagai kanker darah, seperti leukimia, lymphoma dan multiple myeloma. Data-data yang menunjang diambil dari California Cancer Registry selama periode 2000 dan 2009.
Dari penelitian tersebut, tim peneliti menemukan bahwa pasien yang telah menikah memiliki 20 persen kemungkinan lebih tinggi untuk sembuh dari kanker. Sedangkan hasil sebaliknya ditunjukkan oleh penderita kanker yang belum menikah. Tim peneliti juga menemukan bahwa pasien yang telah memasuki stadium akhir dan dalam kondisi yang cukup parah lebih banyak berstatus masih sendiri dan belum menikah.
Di samping itu, tim peneliti juga menemukan bahwa orang yang telah menikah memiliki risiko mati akibat serangan jantung 14 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang masih menjomblo. Lama waktu yang dihabiskan di rumah sakit oleh orang yang telah menikah juga cenderung lebih sedikit dua hari dibandingkan mereka yang belum menikah.
Salah satu peneliti sekaligus asisten profesor klinis dari US Blood and Marrow Transplantation Programme, Mathew Wieduwilt, menilai orang yang menjomblo lebih rentan terhadap kedua penyakit karena tidak ada orang di rumah yang mendorong mereka untuk melakukan tes kesehatan. Kecenderungan ini, lanjut Wieduwilt, lebih ditemukan pada pria dibandingkan wanita.
"Wanita cenderung memiliki lebih banyak dukungan meskipun mereka single," terang Wieduwilt seperti dilansir Rxpress.
Sebaliknya, Wieduwilt mengatakan orang yang telah menikah dan orang yang tinggal bersama keluarga cenderung dekat dengan perawatan kesehatan. Mereka, lanjut Wieduwilt, memiliki orang-orang yang akan selalu mengingatkan mereka untuk melakuakn kemoterapi hingga meminum obat. Orang yang telah menikah dan memiliki keluarga juga cenderung memiliki lebih banyak motivasi untuk menjaga kesehatan.
Keberadaan pasangan dan keluarga pada penderita kanker dan juga penyakit jantung sangat penting sebagai pendukung. Pasalnya, pasangan dan keluarga dapat berperan sebagai pemberi dukungan emosional. Keluarga dan pasangan juga dapat membantu penderita kanker atau penderita sakit jantung untuk segera mendapatkan pertolongan ketika sakit menyerang.
"Diagnosa kanker dapat membuat seseorang merasa sangat sendirian dan kondisi ini dapat memberikan efek merugikan bagi hidup mereka. Sebagian dari mereka juga cenderung merlewatkan makan atau melakukan pertemuan penting dengan dokter sendirian, terang head of health and social care dari Macmillan Cancer Support, Adienne Belleley.