Jumat 10 Jun 2016 08:01 WIB

Waspada, Kebiasaan Ini Rusak Pendengaran Remaja

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Remaja dengan alat pendengar musiknya.
Foto: pixabay
Remaja dengan alat pendengar musiknya.

REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian terbaru mengungkap tingkat mengkhawatirkan kerusakan pendengaran awal pada usia remaja. Studi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports mengaitkan kerusakan tersebut dengan mendengarkan musik dalam volume terlalu keras.

Larry Roberts dari McMaster University, Kanada, bekerja dengan tim peneliti dari University of São Paulo School of Medicine, Brasil. Tim tersebut mendeteksi kerusakan pendengaran awal dari 170 pemuda belasan tahun berusia 11 sampai 17 tahun.

Setelah melakukan tes pendengaran rinci dan wawancara kelompok, tim menemukan bahwa hampir semua remaja punya kebiasaan yang berisiko terhadap pendengaran. Beberapa di antaranya ialah pergi ke pesta atau klub dan mendengarkan musik kelewat keras dari perangkat dengar.

Sebanyak 28 persen dari mereka bahkan sudah mengalami tinnitus, gejala berdengung di telinga yang lebih sering mempengaruhi orang-orang yang berusia lebih dari 50 tahun. Meski dianggap sebagai masalah umum, tim peneliti mewaspadai kerentanan kerusakan telinga akibat paparan kebisingan yang terus-menerus.

Kerusakan tersembunyi bisa terjadi pada saraf yang digunakan untuk mengirimkan suara ke otak. Hal ini bisa berdampak serius di kemudian hari, dan hanya bisa dicegah sejak dini.

"Ini adalah masalah yang berkembang dan bisa menjadi lebih buruk. Harus ada cara untuk menangani tantangan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pendengaran," tutur Roberts yang menyebut kampanye setop mendengar musik keras-keras sama pentingnya dengan kampanye antirokok, dilansir dari The Malay Mail Online.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement