REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berbuka puasa tentu saja enak dengan yang segar dan dingin atau minuman hangat yang manis. Tapi sayangnya, lagi enak-enak menikmati minuman dingin atau hangat, tiba-tiba gigi Anda terasa ngilu. Wah, kenapa ya?
Menurut Pakar Kesehatan Gigi dan Mulut, Sabai Asmaraghrya, pada dasarnya gigi sensitif adalah kondisi berubahnya struktur gigi yang menyebabkan bagian gigi bernama ‘dentin’ terbuka. Umumnya ini disebabkan oleh cara sikat gigi yang salah.
Indikasinya adalah rasa ngilu yang tajam dan pendek ketika terkena rangsangan makan atau minum panas, dingin, manis atau asam. Berbeda dengan masalah gigi berlubang, ngilu rasanya tajam namun durasinya juga panjang. “Kalau gigi sensitif hanya saat kena rangsangan saja,” jelasnya kepada wartawan dalam acara Peluncuran Sensodyne Mouthwash di Jakarta, belum lama ini.
Ia memaparkan gigi sensitif terjadi saat lapisan email gigi menipis. Sehingga lapisan dentin terbuka atau terekspose. Di dalam lapisan dentin terdapat lapisan kecil yang disebut tubule dentin. Lapisan ini berhubungan langsung dengan ujung syaraf sehingga ketika terkana panas dingin terasa ngilu.
Menurutnya gigi sensitif cenderung lebih sering terjadi saat berpuasa, dimana rongga mulut berada dalam keadaan lebih kering karena aktivitas mengunyah yang jauh lebih berkurang. Akibatnya air liur yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit dan tidak dapat dengan efektif melindungi gigi yang sensitif. Akhirnya kenikmatan berbuka dengan tajil dingin dan manis sebagai pelepas lapar dan dahaga menjadi suatu momok karena rasa ngilu yang semakin terasa.
Dampak masalah gigi sensitif adalah masalah emosional dan sosial. Dampak emosional, kalau lagi merasa sakit, emosi terbawa dan mood rusak. “Ketika mood rusak, orang akan malas interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Bukan lagi dampak pada diri sendiri. Tapi juga dampak pada orang lain. Suasana bersilaturahmi dengan orang-orang terdekatpun menjadi terganggu,” ujarnya.