Ahad 19 Jun 2016 21:42 WIB

Ini Alasan Lembur Baik untuk Pria tapi Buruk Bagi Perempuan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Perempuan bekerja
Foto: pixabay
Perempuan bekerja

REPUBLIKA.CO.ID, OHIO -- Sebuah penelitian terbaru menunjukan perbedaan efek lembur pada laki-laki dan perempuan. Bekerja lebih dari 40 jam per pekan bisa menyebabkan masalah kesehatan serius pada perempuan, seperti peningkatan risiko kanker hingga penyakit jantung.

Namun pada pria, efek yang terjadi sebaliknya. Para peneliti dari Ohio State University mewawancarai sekitar 7.500 orang dalam National Longitudinal Survey of Youth selama 32 tahun sejak 1978 hingga 2009.

Para peneliti ingin mengetahui hubungan jam kerja mingguan dengan penyakit yang berhubungan dengan jantung, kanker non-kulit, arthritis, diabetes, paru-paru, asma, depresi dan hipertensi. Mereka mengklaim pria yang bekerja lebih banyak akan lebih baik.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine. Dikutip RT, Sabtu (18/6), seorang perempuan yang menghabiskan lebih dari 40 jam kerja per pekan mulai mengalami masalah kesehatan meski tidak terdeteksi pada awalnya.

Risikonya meningkat jika rata-rata jam kerja terus meningkat. Ketika jam kerja lebih dari 60 jam per pekan, risiko penyakit diabetes, kanker, jantung dan arthritis meningkat tiga kali lipat.

"Perempuan di usia 20-an, 30-an dan 40-an sedang mempersiapkan masalah mereka di masa depan," kata profesor manajemen layanan kesehatan dan kebijakan, Allard Dembe dikutip Science Daily. Pemimpin penelitian ini juga mengatakan orang-orang kebanyakan tidak sadar akan hal itu.

Menariknya, efek berbeda dirasakan pria. Mereka yang bekerja lebih dari 40 jam hanya berisiko mengalami satu penyakit, arthritis. Risiko penyakit mereka juga lebih rendah dibanding rekan kerja yang bekerja sesuai jam kerja.

Para peneliti menilai perbedaan pada perempuan bisa terjadi karena fakta perempuan lebih bertanggung jawab pada kegiatan rumah tangga. Disamping target karir, perempuan juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang menambah stres.

Bekerja untuk perempuan bisa kurang memuaskan karena mereka perlu menjaga keseimbangan antara keluarga dan karir. "Perempuan, khususnya yang punya banyak peran merasakan mahalnya bekerja berlebihan sehingga bisa menyebabkan sejumlah penyakit dan ketidakmampuan," kata Dembe.

Pada penelitian terpisah 2015 yang dilakukan Harvard and Stanford Business School, stres pekerjaan bisa membawa pada berbagai penyakit, seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular, kesehatan mental hingga berakibat kematian pada 120 ribu orang Amerika per tahunnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement