REPUBLIKA.CO.ID, Setelah melakukan banyak penelitian tentang nyeri haid, para ilmuwan berhasil menemukan penyebab mengapa menstruasi terasa sakit. Sindrom pasca menstruasi atau pre-menstruation syndrome (PMS) diketahui disebabkan oleh peradangan akut.
Peradangan ini dipicu oleh biomarker yang disebut C-Reactive Protein (CRP), yang bisa dilawan dengan obat anti-inflamasi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Perempuan, melakukan survei pada 3.302 perempuan dan menemukan keberadaan CRP yang berkaitan dengan gejala PMS. Sedangkan penelitian sebelumnya menunjukkan, CRP merupakan penyebab dari peradangan.
"Perubahan suasana hati, keram perut, nyeri punggung, kembung, nyeri payudara, tampak secara signifikan berhubungan positif dengan peningkatan CRP," ujar Dr Susan Kornstein, yang melakukan penelitian, seperti dilansir dari The Independent.
Ia menuturkan, mayoritas perempuan mengalami beberapa gejala PMS. Sekitar 80 persen dari mereka yang mengalami menstruasi mengatakan, mereka mengalami gejala PMS seperti sakit perut, migrain, kembung, mual dan lesu.
Perempuan, menurutnya, setidaknya harus mengenali gejala-gejala dasar, serta cara pengobatan dan pencegahannya. "Hal ini agar tidak tercipta peluang resiko jangka panjang dari gejala tersebut," jelasnya.
Pada Februari lalu, Profesor John Guillebaud, ahli kesehatan reproduksi di University College London menghidupkan kembali perdebatan tentang kualitas penelitian ilmiah tentang nyeri haid. Ia mengatakan, rasa sakit saat PMS sama buruknya dengan serangan jantung.
"Pria tidak mengerti dan harus diberikan pengertian. Saya percaya gejala PMS adalah hal yang serius dan perlu penanganan baik seperti pengobatan penyakit pada umumnya," ungkap Guillebaud.