Jumat 08 Jul 2016 04:40 WIB

Sehatkah Makanan Lebaran Bersantan Dihangatkan Berulang?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Opor ayam, menu khas Lebaran.
Foto: Republika/Musiron
Opor ayam, menu khas Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, Lebaran sama dengan saat mengonsumsi ketupat, opor ayam, rendang daging, sayur pepaya, sayur labu, sambal goreng, kentang bihun dan menu berat lainnya. Lebaran tidak lengkap rasanya bila tidak mencicipi menu-menu bersantan yang lezat. Apalagi jika menu tersebut sudah dihangatkan berulang, rasanya makin enak.

Tapi, apakah makanan bersantan yang sudah dihangatkan ini sehat dan baik untuk dikonsumsi? Ahli Gizi dari Divisi Kedokteran Keluarga, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IKK FKUI), dr Dian Kusumadewi, M. Gizi, mengatakan sebenarnya makanan bersantan itu baiknya memang langsung habis dalam sekali saja, tapi kadang karena banyak tamu dan lain-lain, kita harus masak banyak kemudian dihangatkan.

“Ini sebenarnya zat gizinya berkurang, jadi memang untuk pemenuhan kalorinya cukup, ada lauknya hewani atau nabati, tapi sebenarnya kandungan gizinya sudah berkurang kalau sudah dihangatkan,” jelasnya kepada Republika.co.id.

Jadi, lanjutnya, kita mungkin perlu ditambah dengan lauk pauk yang baru dan sayur mayur. Ia mengungkapkan biasanya konsumsi serat pada saat Lebaran itu sangat kurang, jadi perlu diingat walaupun kita makan opor, rendang, sediakan juga sayur. “Kalau hari pertama kita masih makan sayur labu, sayur pepaya, untuk hari-hari selanjutnya kita cari yang gampang deh karena enggak ada asisten rumah tangga di rumah, rebus-rebusan, bayam, wortel, labu siam, ketimun, tomat juga boleh, jadi tetap ada bagian dari sumber serta yang kita konsumsi, walaupun pada saat lebaran."

Menurutnya makanan bersantan yang dipanaskan berulang itu tidak sehat. Karena kandungan zat gizi berkurang. “Sehingga kita hanya makan saja, asal kenyang, kalori cukup tapi enggak ada zat gizinya, buat apa,” tambahnya.

Apa dampaknya bagi kesehatan? Kalau terlalu banyak santan, artinya struktur lemak sudah berubah sudah jadi jelek, kalau makan terlalu banyak lemak, maka profil lemak dalam tubuh bisa meningkat. Tak heran jika ada orang yang sering mengeluhkan hiperkolesterol. Jika terlalu banyak makanan berlemak, maka komponen trigelserida, HDL, LDL itu mungkin bisa meningkat.

Dokter Spesialis Gizi Klinis, dr Tirta Prawita Sari, SpGK, MSc menambahkan makanan bersantan akan mengubah makanan yang mengandung lemak menjadi lemak jahat yang akan membahayakan kesehatan jantung. Bila dikonsumsi berlebihan akan mempengaruhi kadar lemak dalam darah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement