REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah alat berbentuk dubur robotik dikembangkan untuk membantu para dokter dan perawat mendeteksi kanker setelah hanya satu orang pria mendaftarkan diri untuk memperkenankan tim medis menguji prostatnya.
Sebuah teknologi yang terdiri dari bokong prostetik dan dubur dengan buatan teknologi robotik, telah dikembangkan seorang ilmuwan dari Imperial College London.
Gagasan itu dikembangkan untuk membanu para dokter dan perawat menguji dubur dengan merasakan bagian dalam dubur secara akurat, serta menyediakan balasan dari sistem komputer pada teknik pengujian mereka.
Perangkat tersebut berisi lengan kecil robotik yang memberi tekanan pada dubur robotik untuk menggambarkan kembali bentuk dubur dan merasakan bagian rektum pasien.
Pengujian rektum tersebut dibutuhkan untuk memeriksa kemungkinan kanker prostat, memeriksa anus dengan memasukan tangan ke dalamnya untuk kebutuhan medis, serta merasakan kelenjar prostat yang ada. Namun hanya satu orang yang terdaftar sebagai subjek pengetesan, sebagaimana dikatakan Rectal Training Asisstant (RTA) di Inggris, Selasa (5/7).
Teknologi yang sudah diperkenalkan saat Konferensi Eurohaptics di Imperial itu telah diadaptasi untuk pengujian Gynaecological.
"Kita telah meminta sejumlah dokter dan perawat termasuk spesialis prostat untuk menguji alat tes ini," tutur Dr Alejandro Granados, Departemen Bidang Pembedahan dan Kanker di Imperial dilansir laman Telegraph Sabtu (9/7).