REPUBLIKA.CO.ID, Konsumsi lemak trans berlebih dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Apa sebenarnya yang terjadi di dalam tubuh ketika Anda mengonsumsi lemak trans?
Seperti lemak lainnya, lemak trans yang Anda konsumsi akan dicerna dan diserap oleh tubuh. Lemak yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah dalam usus kecil menjadi asam lemak yang berbeda-beda. Lemak trans beserta lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal serta lemak tak jenuh jamak akan terserap melalui dinding usus kecil.
Dari sana, beberapa asam leak akan langsung menuju hati melalui portal pembuluh vena. Sedangkan beberapa asam lemak lainnya, seperti asam lemak trans, terkemas dalam kilomikron dan lipoprotein atau kolesterol dan masuk ke dalam aliran darah melalui sistem limfatik.
Asam lemak trans yang sudah 'terkemas' ini kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Jika asam lemak trans ini tidak terpakai habis oleh tubuh, sisa asam lemak trans akan tersimpan sebagai lemak sebagaimana asam lemak lainnya.
"Jadi, semakin banyak lemak trans yang Anda konsumsi, semakin banyak pula asam lemak yang akan Anda miliki di lemak tubuh Anda," jelas dokter berstatus broad-certified Shereen Lehman, MS seperti dilansir VeryWell.
Yang menjadi masalah, Lehman mengatakan lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh. Di saat yang bersamaan, lemak trans juga dapat menurunkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik di dalam tubuh.
Jika kondisi tersebut dibiarkan, peningkatan kadar kolesterol jahat dan penurunan kadar kolesterol baik akan menyebabkan masalah kesehatan. Lehman mengatakan beberapa permasalahan kesehatan yang mungkin timbul dari kondisi tersebut ialah penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Mengingat dampak negatif lemak trans, American Heart Association menyarankan bahwa batas maksimal dari konsumsi lemak trans per hari ialah di bawah satu persen dari asupan kalori per hari. Jika seseorang mengonsumsi 2.000 kalori per hari, maka hanya 20 kalori saja yang boleh berasal dari lemak trans. "Itu tidak banyak, hanya sekitar dua gram," jelas Lehman.
Yang lebih mengkhawatirkan, lemak trans alami bernama asam linoleat terkonjugasi biasa terdapat di dalam daging dan produk susu. Ini membuat lemak trans juga 'didampingi' oleh lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, Lehman menyarankan agar masyarakat lebih baik menjauhi lemak trans.