REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan untuk menurunkan berat badan kadang tak sejalan dengan kemampuan untuk konsisten dalam menjaga pola makan atau berdiet. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang sulit untuk mengontrol nafsu makan ialah lemak jenuh dalam makanan.
Tim peneliti Italia menemukan bahwa makanan yang mengandung lemak jenuh seperti mentega, keju dan makanan goreng menyebabkan otak lebih sulit untuk mengontrol makanan yang dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena makanan berlemak mempengaruhi bagian otak yang membantu regulasi rasa lapar, hypothalamus.
Ketika dikonsumsi, terang peneliti, makanan yang kaya akan lemak jenuh akan menyebabkan inflamasi pada otak. Di saat yang sama, makanan kaya akan lemak jenuh juga akan menurunkan fungsi kognitif.
Akibatnya, orang yang mengonsumsi lemak jenuh akan sulit untuk mengontrol apa yang mereka makan, kapan berhenti makan dan jenis makanan apa yang mereka makan. Dengan kata lain, lemak jenuh dapat menyebabkans orang yang mengonsumsi lemak jenuh lebih sulit mengontrol kebiasaan makan mereka.
"Meski efek dari pola makan tinggi lemak terhadap metabolisme telah banyak diteliti, hanya sedikit yang diketahui mengenai efeknya terhadap otak," ujar salah satu peneliti Profesor Marianna Crispino dari Universit of Naples Federico II di Italia seperti dilansir Financial Express.
Di sisi lain, konsumsi makanan yang kaya akan lemak tak jenuh seperti ikan, alpukat atau minyak zaitun memberikan dampak yang berbeda dari makanan berlemak jenuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi otak pada orang yang mengonsumsi lemak tak jenuh tetap normal dan dapat menahan keinginan untuk makan lebih dari yang dibutuhkan.
Dari temuan ini, peneliti menyimpulkan bahwa masyarakat perlu lebih memperhatikan jenis lemak yang mereka konsumsi dalam pola makan mereka. Pemilihan jenis lemak yang tepat, lanjut Profesor Crispino, dapat menurunkan risiko obesitas dan juga mencegah beberapa penyakit metabolik.
"Perbedaannya sangat jelas dan kami merasa takjub untuk memperlihatkan dampak dari pola makan berlemak terhadap otak," terang Profesor Crispino.