REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah masalah vaksin palsu merebak ke permukaan, orang tua banyak yang mengambil sikap ekstra waspada. Mereka tidak mau memilih rumah sakit yang ternyata lalai memastikan keaslian vaksin untuk anak-anak.
Saat datang ke sebuah rumah sakit dan tenaga medis, orang berharap akan terjamin kesehatannya. Tapi dengan masalah vaksin palsu, kepercayaan itu justru menurun.
Untuk membuat Anda semakin yakin dengan keberadaan rumah sakit, tidak ada salahnya mencari tahu tentang akreditasi institusi kesehatan yang akan didatangi. Menurut data Komisi Akreditasi Rumah Sakit, jika saat ini hanya 50 persen rumah sakit di Indonesia yang sudah mengantongi akreditasi.
"Seharusnya rumah sakit bisa memasang hasil akreditasi KARS seperti sekolah untuk kebaikan pasien juga," kata Tulus Abadi, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), di acara " Solusi untuk Menuntaskan Peredaran Vaksin Palsu".
Tulus meyakini, ketika rumah sakit sudah terakreditasi maka kemungkinan administrasi akan lebih baik. Meskipun tidak memungkiri permainan di belakang digunakan oleh oknum tertentu.
Jika rumah sakit tidak memampang akreditasi yang didapatkan, Anda bisa menanyakannya pada bagian humas rumah sakit. Hal tersebut normal dilakukan untuk sebagai sikap kehati-hatian.
Hal lain yang bisa dilakukan, menurut Drs. Arustiyono, Apt. M.Ph Direktur Pengawas Distribusi Produk Terapetik Badan POM, pasein juga jangan sungkan menyakan seputar obat yang akan dikonsumsi. Tidak ada masalah jika permasalahan pembelian juga diketahui pasien dari petugas kesehatan yang menangani.