Selasa 02 Aug 2016 13:41 WIB

Fakta Baru di Balik Tubuh Obesitas

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Memiliki tubuh gemuk atau bahkan obesitas merupakan sesuatu yang harus diwaspadai.
Foto: Wikipedia
Memiliki tubuh gemuk atau bahkan obesitas merupakan sesuatu yang harus diwaspadai.

REPUBLIKA.CO.ID, Tubuh gemuk dengan massa indeks tubuh yang besar atau obesitas cenderung dianggap tidak sehat. Beberapa penyakit seperti jantung kerap dihubungkan dengan massa indeks tubuh yang besar. Meski begitu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa massa indeks tubuh tidak berkaitan dengan risiko serangan jantung atau kematian dini.

Tim peneliti asal Swedia telah meneliti 4.046 pasang anak kembar bergen identik yang memiliki jumlah lemak tubuh berbeda. Sebagian anak kembar tersebut memiliki massa indeks tubuh yang lebih tinggi dibandingkan saudara kembar mereka. Tim peneliti kemudian memantau seluruh anak kembar ini selama lebih dari 12 tahun.

Hasil penelitian yang dipublikasi pada JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa peserta penelitian yang memiliki massa indeks tubuh lebih besar tidak memiliki risiko serangan jantung atau kematian yang meningkat. Padahal selama ini kedua hal tersebut kerap dihubungkan sebagai risiko penyakit yang berhubungan dengan obesitas atau orang bermassa indeks tubuh besar.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup yang menurunkan level obesitas tidak mempengaruhi risiko kematian atau serangan jantung, yang tentunya bertentangan dengan pemahaman konvensional mengenai risiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas," ungkap peneliti dari Department of Community Medicine and Rehabilitation di Umea University, Peter Nordstrom seperti dilansir News Max.

Meski tak terkait dengan risiko serangan jantung ataupun kematian dini, peserta bermassa indeks tubuh besar atau obesitas berhubungan dengan risiko diabetes Tipe 2. Hubungan di antara obesitas dan diabetes Tipe 2 ini bahkan cenderung kuat.

"Ada hubungan kuat antara obesitas dan diabetes," jelas Nordstrom.

Dari temuan ini, tim peneliti melihat bahwa hubungan massa indeks tubuh dengan risiko serangan jantung dan kematian dini cenderung berbeda dengan hubungan antara massa indeks tubuh dan diabetes Tipe 2. Tim peneliti kemudian menyimpulkan bahwa intervensi penurunan berat badan akan cenderung lebih efektif dalam melawan diabetes dibandingkan dalam menurunkan risiko serangan jantung dan kematian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement