REPUBLIKA.CO.ID, Umumnya, protein yang masuk ke dalam tubuh berasal dari protein hewani. Sayangnya, tim peneliti dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital menemukan bahwa orang yang mengonsumsi protein hewani memiliki risiko kematian dini lebih tinggi dari rata-rata.
Untuk mengetahui hubungan antara protein hewani dan risiko kematian dini, tim peneliti melakukan penelitian terhadap lebih dari 130 ribu peserta peneltian. Dalam kurun waktu 36 tahun, tim peneliti memantau pola makan, gaya hidup, penyakit dan kemungkinan kematian pada seluruh peserta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian dini akibat konsumsi protein hewani dapat ditekan dengan mengganti protein hewani menjadi protein nabati. Dengan mengganti sebagian sumber protein hewani dengan protein nabati, risiko kematian dini dapat diturunkan hingga 34 persen.
Tim peneliti juga mendapati bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung dapat menurun dengan penggantian protein hewani menjadi nabati. Untuk setiap tiga persen peningkatan konsumsi protein nabati, risiko kematian akibat penyakit jantung dapat menurun hingga 12 persen.
Kepala peneliti Dr Mingyang Song mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa bukan hanya jumlah protein yang memegang peranan penting dalam kesehatan. Sumber dari protein, lanjut Dr Minyang, juga memegang peranan yang tak kalah penting. Oleh karena itu, Dr Mingyang menyarankan agar masyarakat mulai mengubah sumber asupan protein mereka dengan memperbanyak protein nabati dan mengurangi protein hewani.
"Ketika mereka ingin memilih sumber makanan untuk protein hewani, ikan dan ayam mungkin pilihan yang lebih baik," jelas Dr Mingyang seperti dilansir Net Doctor.
Beberapa sumber protein nabati yang baik untuk menunjang kesehatan di antaranya ialah kacang-kacangan, kacang kedelai, biji-bijian dan juga quinoa. Alpukat juga dapat menjadi sumber protein nabati yang baik karena mengandung semua jenis asam amino penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dengan sendirinya.
Meski temuan ini menunjukkan bahwa protein nabati lebih baik dari protein hewani, bukan berarti masyarakat harus menjauhi protein hewani sepenuhnya. Karena makanan berprotein hewani seperti daging, unggas, ikan, telur dan produk susu mengandung asam amino penting yang tidak diproduksi tubuh.
Yang perlu diperhatikan ialah pemilihan sumber makanan untuk protein hewani dengan lebih cerdas. Masyarakat perlu menjauhi protein hewani yang berasal dari daging olahan seperti sosis, salami hingga daging asap potongan. Sebaliknya, beberapa jenis daging segar perlu dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebih.
"Satu porsi ikan berlemak per satu minggu, misalnya, merupakan tambahan yang membantu dalam pola makan sehat," jelas ahli diet senior Victoria Taylor dari British Heart Foundation.