Rabu 10 Aug 2016 08:07 WIB

Mengenal Mitos dan Fakta Seputar Hepatitis

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Pemeriksaan hepatitis di Bogor, Jumat (11/12)
Foto: ANTARA FOTO/Jafkhairi
Pemeriksaan hepatitis di Bogor, Jumat (11/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak mitos yang mengatakan bahwa penyakit hepatitis akan semakin parah jika pasien kerap tidur di atas pukul 23.00. Sebab, dipercaya dapat memperberat fungsi kerja hati manusia dan berakibat buruk pada penyakit hepatitisnya.

 

Tak hanya itu, mitos-mitos yang beredar bahkan menyebutkan jika pasien hepatitis tidak boleh mengonsumsi makanan bersantan. Faktanya, menurut dokter dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH mitos-mitos tersebut tidaklah benar. Ia mengimbau agar masyarakat juga perlu menggali informasi lebih dalam melalui dokter yang sudah kompeten, mengenai fakta dan mitos seputar hepatitis agar tidak lagi salah langkah.

 

“Kedua mitos ini jelas tidak benar, bahkan para dokter di RSCM sudah melakukan penelitian mengenai makanan bersantan yang ‘katanya’ tidak baik untuk pasien. Penelitian tersebut menunjukkan, pasien yang mengkonsumsi makanan bersantan fungsi organ hatinya justru lebih baik. Namun dengan catatan konsumsinya tetap harus dikontrol,” kata dia dalam acara Peringatan Hari Hepatitis Sedunia di Double Tree Hotel Jakarta, Selasa (9/8).

 

Obat-obatan herbal juga boleh dikonsumsi oleh pasien jika merasa obat tersebut dapat mengurangi gejala hepatitis yang ditimbulkan. Akan tetapi, pasien tetap perlu mengingat bahwa obat herbal bukanlah bagian dari obat terapi pengobatan utama. Obat utama yang harus dikonsumsi pasien tetaplah obat-obatan melalui resep dokter yang jelas.

 

Di samping itu, guna memastikan jenis golongan hepatitis yang diderita disarankan masyarakat harus melakukan pemeriksaan darah HBsAg dan anti VHC. Alangkah lebih baik lagi sebagai langkah pencegahan, komite ahli hepatitis Kemenkes RI, Prof. DR. dr. David Handojo Muljono, SppD, FINASIM, PhD mengimbau sebaiknya masyarakat perlu melakukan vaksinasi sejak dini.

 

“Perlu diketahui hepatitis bukanlah penyakit yang menular melalui sentuhan maupun keringat. Namun penyakit ini kemungkinan besar dapat ditularkan melalui darah baik dengan luka terbuka maupun melalui suntikan. Kita harus lebih banyak menggali informasi mengenai penyakit ini agar tidak salah langkah, sehingga kitapun bisa mencegah penyakit ini sejak dini dan mengetahui fakta-fakta jelas yang sebaiknya boleh dan tidak boleh kita lakukan,” tutup David.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement