Selasa 23 Aug 2016 07:56 WIB

Pilihan Profesi Ternyata Pengaruhi Kesuburan Pria

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Pria bekerja
Foto: pixabay
Pria bekerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan pria tidak menyadari bahwa pilihan pekerjaan yang dijalankan bisa jadi memiliki beragam risiko, salah satunya termasuk gangguan kesuburan atau infertilitas.

Akan tetapi, diagnosis ini memang sulit ditegakkan akibat pemahaman masyarakat yang kurang. Bahkan baru disadari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun kemudian, akibat status pria yang bekerja rata-rata sulit menilai status kesuburannya.

Spesialis okupasi RSU Bunda Jakarta, Dr. Kasyunnil Kamal, MS, SpOK mengungkapkan efek yang mungkin ditimbulkan di lokasi pekerjaan diantaranya adalah paparan panas. Sebab, paparan panas baik dari matahari maupun mesin berpotensi menurunkan jumlah sperma, motilitas atau kecepatan gerak sperma ke dalam indung telur dan perubahan pada bentuk sperma.

"Radiasi di tempat kerja layaknya radiasi pengion bermuatan listrik diketahui dapat menyebabkan ketiadaan sperma dalam cairan semen (azoospermia). Bahkan radiasi non pengion elektromagnetik dengan energi rendah layaknya inframerah dan gelombang mikro, dapat juga menurunkan jumlah motilitas sperma. Misalnya saja microwave atau medan elektromagnetik," katanya dalam acara media talk di RSU Bunds Jakarta.

(baca: Percayakah Kalau Dulu Pembalut Dirancang untuk Pria?)

Pengaruh logam dan zat kimia lain juga dapat menurunkan motilitas sperma, penurunan jumlah sperma serta penurunan volume semen. Namun, beberapa pekerjaan pria yang cukup spesifik dapat menimbulkan gangguan infertilitas antara lain adalah pengemudi profesional yang harus melakukan pekerjaan jarak jauh, pekerja pabrik bahan kimia, tukang las bahkan pekerja kantoran sekalipun.

Pekerjaan yang mengharuskan pria menggunakan baju berproteksi khusus juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, kebiasaan duduk terlalu lama tanpa diimbangi konsumsi air putih menurut spesialis urologi RSU Bunda Jakarta, Dr. Sigit Solichin, SpU juga dapat memicu gangguan infertilitas.

"Beban fisik pada organ panggul dapat mempengaruhi peningkatan suhu di dalam panggul akibat terlalu lama duduk, sehingga otomatis juga dapat mempengaruhi kualitas sperma yang dihasilkan nantinya. Apalagi jika hal tersebut didukung oleh kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat seperti, merokok dan mengkonsumsi alkohol," kata Sigit, dalam kesempatan yang sama.

Pria perlu mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut tanpa sadar dapat berakibat turunnya jumlah sperma dan motilitas sperma. Bahkan, olahraga yang berlebihan juga dapat menghasilkan hormon adrenalin berlebihan yang bisa menyebabkan defisiensi testosteron yang berujung pada ganggun infertilitas.

Untuk itu, para pria diimbau agar senantiasa selalu memperhatikan hal-hal tersebut agar tidak mengalami gangguan kesuburan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement