REPUBLIKA.CO.ID, -- Hidup di lingkungan yang penuh gerai makanan cepat saji ternyata mendorong pola hidup tak sehat, terutama bagi kalangan yang berpendidikan rendah. Ini berdasarkan penelitian di Inggris.
"Lingkungan sekitar ikut memengaruhi apa yang kita makan, tak peduli seberapa tingginya pendidikan kita. Tapi, efeknya jauh lebih besar bagi mereka yang berpendidikan rendah," kata salah seorang peneliti dari University of Cambridge, Thomas Burgoine, dilansir dari Medicinenet, Jumat (2/9).
Para peneliti mencoba memahami bagaimana ketersediaan makanan cepat saji memengaruhi diet dan obesitas. Mereka memeriksa survei dari 6.000 orang dewasa berusia 29-62 tahun yang tinggal di Cambridgeshire, sebuah pedesaan di Inggris.
Studi menemukan bahwa orang-orang berpendidikan rendah dietnya tak sehat dibandingkan mereka yang berpendidikan tinggi. Orang-orang berpendidikan rendah makan makanan cepat saji setidaknya sepertiga bagian lebih banyak dan lebih sering dibandingkan mereka yang berpendidikan tinggi.
Sepertiga bagian itu setara dengan sembilan pon makanan tak sehat dalam setahun. Studi ini memang tak membuktikan sebab-akibat. Temuan ini menunjukkan nilai yang mengatur jumlah gerai makanan cepat saji di suatu lingkungan.
Namun, hasil penelitian ini bisa efektif digunakan untuk membantu mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan dampak kesehatan yang mengikutinya.
Penelitian ini bisa mendorong upaya hidup sehat di level individu. Inisiatif tersebut tentunya sangat berguna bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan.