Rabu 07 Sep 2016 07:03 WIB

Ini Mengapa Underwear Pengaruhi Kesehatan Organ Intim

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Pakaian dalam wanita
Foto: pixabay
Pakaian dalam wanita

REPUBLIKA.CO.ID, Saat memilih celana dalam, biasanya kenyamanan dan gaya dari celana dalam menjadi dua faktor yang acap kali diperhitungkan. Akan tetapi, wanita jarang mempertimbangkan dampak kesehatan bagi organ intimnya saat memilih celana dalam yang akan dibeli.

Tipe atau jenis celana dalam pada dasarnya dapat memberikan kontribusi terhadap iritasi dan luka gesekan pada organ intim wanita atau vagina. Selain itu, jenis celana dalam yang tidak tepat juga dapat memperburuk masalah kesehatan organ intim wanita yang sebelumnya sudah ada.

Asisten klinis profesor dari departemen obstetri dan ginekologi dari David Geffen School of Medicine di UCLA, Alexander Chiang MD mengatakan ada beberapa bahan celana dalam yang memerangkap panas serta kelembapan. Dua hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan serta keseimbangan antara bakteri baik dan jahat pada organ intim wanita. Selain itu, ada pula bahan celana dalam yang dapat menyebabkan reaksi pada kulit serta gesekan yang melukai.

Oleh karena itu, terlepas dari model celana dalam, Chiang menyarankan agar wanita memilih celana dalam berbahan dasar katun. Chiang mengatakan celana dalam berbahan katun lebih baik dibandingkan bahan lainnya karena dapat secara alami menyerap kelembapan dan menjaga kondisi celana dalam tetap kering.

"Celana dalam berbahan katun juga murah," terang Chiang seperti dilansir Fox News.

Jika dibandingkan dengan celana dalam berbahan sutra yang mahal, celana dalam berbahan katun memberikan kenyamanan yang jauh lebih besar. Di samping itu, potongan-potongan renda yang biasa menghiasi celana dalam berbahan sutra juga tak jarang dapat menyebabkan iritasi.

Akan tetapi, ahli obstetri dan ginekologi Jennifer Gunter MD mengatakan belum ada pembuktian ilmiah bahwa celana dalam berbahan katun jauh lebih baik dibandingkan celana dalam berbahan polyester atau pun sutra. Alasannya, lanjut Gunter, celana dalam berbahan katun bisa terasa lebih basah setelah olahraga atau pun banyak berkeringat.

Oleh karena itu, Gunter menyarankan wanita yang banyak berkeringat lebih memilih celana dalam berbahan sintetis yang dapat menyerap kelembapan. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari risiko infeksi jamur, khususnya bagi wanita yang rentan akan ancaman infeksi jamur yang bertumbuh banyak di lingkungan hangat serta lembap.

"Anda (wanita yang banyak berkeringat) mungkin akan jauh lebih nyaman dengan bahan sintetis yang dibuat untuk menghilangkan kelembapan," ujar Gunter.

Akan tetapi, celana dalam berbahan sintetis belum tentu cocok untuk semua wanita. Beberapa orang memiliki kondisi kulit yang sensitif terhadap bahan-bahan sintetis sehingga perlu menghindari celana dalam berbahan sintetis. Sedangkan wanita yang tidak memiliki sensitivitas khusus terhadap bahan sintetis tak masalah jika ingin mengenakan celana dalam berbahan sintetis sepanjang hari.

Selain bahan sutra, Gunter juga mengatakan ada bahan lain yang kurang direkomendasikan sebagai celana dalam. Bahan tersebut ialah plastik dan lateks karet seperti yang pernah dikenakan dan dipopulerkan oleh selebritas Miley Cyrus.

Terkait model celana dalam, Gunter juga menyarankan agar wanita tidak menggunakan celana dalam model thong yang terlalu ketat. Thong yang ketat dapat menyebabkan gesekan dan iritasi baik dari bagian depan atau pun belakang celana dalam tersebut.

Selain itu, Gunter juga mengatakan kondisi pakaian dalam yang kering jauh lebih penting dibandingkan bahan yang digunakan untuk membuat pakaian dalam. Oleh karena itu, Gunter menyarankan agar wanita yang baru berolahraga untuk segera mandi dan berganti celana dalam.

"Jika celana dalam tidak basah dan Anda tidak memiliki masalah iritasi kulit, maka Anda mungkin baik-baik saja," kata Gunter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement