Senin 19 Sep 2016 06:37 WIB

Konsumsi Gula, Garam dan Lemak Anda Berlebih? Ini Jawabannya

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Garam
Foto: ist
Garam

REPUBLIKA.CO.ID, Konsumsi rata-rata gula, garam dan lemak masyarakat Indonesia ternyata telah melebihi batas asupan harian yang disarankan. Jika dibiarkan, dalam jangka panjang pola makan tidak seimbang ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit tidak menular (PTM) yang membahayakan jiwa seperti penyakit jantung, stroke serta diabetes.

"Konsumsi gula kita itu tinggi. Konsumsi garamnya itu dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi dari yang seharusnya. konsumsi lemaknya, trans fat, juga tinggi," ungkap Kepala Subdit Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik dari Dirjen Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Dokter Dyah Erti Mustikawati MPH saat ditemui dalam Health Agent Award 2016 di Conclave.

Agar pola makan tidak menimbulkan risiko penyakit berbahaya, Dyah mengatakan masyarakat perlu mulai menjaga asupan gula, garam dan lemak sesuai dengan batasan yang telah ditentukan. Dyah mengatkan batasan asupan gula, garam dan lemak yang dianjurkan per hari bisa diingat dengan rumus 'Empat, Satu, Lima'.

Empat, lanjut Dyah, menunjukkan bahwa batas asupan gula per hari yang dianjurkan ialah empat sendok makan atau sekitar 50 gram. Sedangkan angka satu menunjukkan bahwa batas asupan garam per hari yang dianjurkan ialah satu sendok teh. Dan tak ketinggalan, angka lima menunjukkan bahwa batas asupan lemak per hari yang dianjurkan ialah lima sendok makan.

Dyah mengatakan konsumsi gula berlebih dapat memicu obesitas yang dapat mengarah langsung pada penyakit jantung, gangguan pernapasan hingga diabetes yang berisiko menyebabkan komplikasi. Dyah juga mengungkapkan konsumsi garam berlebih dapat memicu timbulnya hipertensi yang berisiko berkontribusi pada timbulnya stroke dan penyakit jantung. Sedangkan konsumsi lemak berlebih berisiko menyebabkan kadar kolesterol meningkat.

"Ini yang patut kita waspadai karena angka hipertensi kita sudah 25,8 persen. Satu di antara empat orang Indonesia itu sudah hipertensi," tambah Dyah.

Oleh karena itu, Dyah berpesan agar masyarakat mulai menerapkan rumus 'Empat, Satu, Lima' ini dalam pola makan harian. Selain itu, Dyah juga berharap agar masyarakat lebih teliti sebelum membeli makanan kemasan dengan melihat label gizi pada kemasan makanan. Dengan begitu, masyarakat dapat menghindari kandungan gula, garam atau lemak yang biasanya berlebih dalam makanan kemasan ataupun siap saji.

"Kita harus melindungi masyarakat yang sehat supaya terus sehat. yang berisiko dimodifikasi perilaku berisikonya supaya nggak sakit," harap Dyah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement