Selasa 20 Sep 2016 07:14 WIB

Anak Pubertas di Usia Dua Tahun? Ini Penyebabnya

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Pubertas umumnya baru akan terjadi setelah anak memasuki usia delapan tahun. Di beberapa kasus pubertas dapat terjadi lebih dini di usia balita.
Foto: flickr
Pubertas umumnya baru akan terjadi setelah anak memasuki usia delapan tahun. Di beberapa kasus pubertas dapat terjadi lebih dini di usia balita.

REPUBLIKA.CO.ID, Pubertas merupakan salah satu tahap menuju kedewasaan yang diiringi dengan pertumbuhan serta perubahan secara fisik. Pubertas biasanya dialami ketika anak perempuan memasuki usia 11-14 tahun dan anak laki-laki memasuki usia 12-16 tahun. Akan tetapi dalam beberapa kasus, pubertas bisa terjadi sangat dini ketika anak baru memasuki usia dua tahun.

Pubertas dini atau pubertas prekoks ini sebenarnya merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh lebih cepatnya hormon dilepas dari kelenjar pituitari dan daerah hipotalamus di otak. Akibatnya, produksi estrogen terstimulasi sehingga menyebabkan pubertas terjadi lebih cepat.

Ahli medis mengungkapkan, umumnya pubertas prekoks terjadi sebelum anak laki-laki memasuki usia delapan tahun dan anak perempuan memasuki usia sembilan tahun. Anak paling muda yang mengalami pubertas prekoks diketahui berusia dua tahun. Orang tua dari anak berkebangsaan Inggris tersebut, Charlene Denton, mengatakan anak perempuannya menunjukkan gejala pubertas dini berupa pertumbuhan payudara tak lama setelah merayakan ulang tahunnya yang kedua.

Ketika memeriksakan anak perempuannya ke dokter, dokter yang memeriksa mengatakan pada Denton bahwa pertumbuhan payudara tersebut bukan masalah dan tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Akan tetapi, pertumbuhan payudara pun kembali terjadi sehingga Denton kembali membawa anak perempuannya ke dokter. Setelah melakukan berbagai pemeriksaan, baru diketahui bahwa anak perempuannya mengalami pubertas prekoks.

"Kami benar-benar terkejut. Kami tidak pernah mendengar hal itu," jelas Denton seperti dilansir Independent.

(baca: Mau Anak Pandai Membaca? Coba Terapkan Ini)

Penyebab pasti dari pubertas prekoks belum diketahui secara jelas sehingga seringkali dirujuk oleh ahli medis sebagai pubertas prekoks idiopatik. Meski begitu peyebab pubertas prekoks diperkirakan dipicu oleh beberapa hal di mana salah satunya ialah kelainan yang melibatkan otak. Tumor atau kelainan genetik pada ovarium, testis dan kelenjar adrenal juga dapat menyebabkan produksi hormon seksual berlebih.

Di samping itu, obesitas juga dinilai berperan dalam terjadinya pubertas dini atau pubertas prekoks. Alasannya, peningkatan angka obesitas pada anak dinilai memiliki hubungan dengan usia pubertas rata-rata anak di Amerika Serikat dan Eropa yang semakin cepat. Obesitas dinilai dapat berperan dalam pubertas dini karena semakin banyak sel lemak dalam tubuh, semakin banyak pula hormon estrogen yang tersimpan.

Pada dasarnya, pubertas prekoks lima hingga 10 kali lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Meski begitu, kasus pubertas prekoks dinilai cukup jarang karena hanya terjadi pada satu dari 5 ribu anak hingga satu dari 10 ribu anak.

Pubertas prekoks pada anak dapat dikenali melalui beberapa gejala umum. Gejala-gejala tersebut di antaranya ialah pertumbuhan payudara pada anak perempuan, penambahan tinggi badan yang cepat, menstruasi pada anak perempuan, timbul jerawat, ukuran testis atau penis yang membesar pada anak laki-laki, serta tumbuhnya rambut pada ketiak atau pun daerah kemaluan.

Meski gejala pubertas prekoks cukup mudah diamati, sayangnya pubertas prekoks seringkali cukup sulit untuk terdiagnosa. Dokter dari Children's National Medical Center di Washington DC, Paul Kaplowitz, mengatakan hanya satu dari 10 anak yang datang padanya dengan gejala pubertas prekoks yang terbukti benar mengalami pubertas prekoks.

Penanganan medis akan pubertas prekoks diberikan sesuai dengan penyebabnya. Tujuan utama pengobatan dalam pubertas prekoks ialah untuk memungkinkan anak tumbuh tinggi secara normal. Hal ini disebabkan karena pubertas prekoks dapat menghambat pertumbuhan anak. Kondisi pubertas prekoks dapat ditangani melalui obat-obatan yang biasanya juga melibatkan obat suntik selama sebulan sekali untuk menghambat perkembangan lebih lanjut dari pubertas prekoks.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement