REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu gejala dari penyakit jantung koroner ialah nyeri di bagian dada. Akan tetapi, nyeri di bagian dada juga bisa menjadi pertanda dari beberapa masalah kesehatan lainnya.
Pimpinan Siloam Heart Institute (SHI) dr Maizul Anwar SpBTKV mengatakan setidaknya ada satu perbedaan menonjol dari nyeri dada akibat jantung koroner dan nyeri dada akibat penyakit lain. Perbedaan menonjol tersebut terletak pada lama nyeri dada berlangsung.
"Kalau sakit yang lain, nyeri dada akan terus ada meski sudah istirahat. Tapi kalau sakit jantung, istirahat, nyerinya akan hilang," terang Maizul saat ditemui di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Selasa (20/9).
Selain itu, Maizul mengatakan serangan jantung koroner biasanya disertai dengan keluarnya keringat dingin dan juga sesak napas. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Maizul mengatakan penderita patut waspada dan memeriksakan diri lebih lanjut terlebih jika nyeri dada muncul setiap hari.
"Itu dicurigai serangan jantung koroner," tambah Maizul.
Terkait jantung koroner, Maizul mengatakan penyakit tidak menular yang berbahaya ini lebih banyak ditemui pada pria dibandingkan wanita. Meski dapat ditemukan pada individu berusia muda, jantung koroner umumnya menyerang individu berusia 40 tahun ke atas.
Maizul mengatakan kasus jantung koroner lebih rendah pada wanita dipengaruhi oleh hormon estrogen. Keberadaan hormon estrogen ini 'seolah' melindungi wanita dari serangan jantung koroner. Akan tetapi, ketika wanita telah memasuki masa menopause dan hormon estrogen dalam tubuh berkurang, maka risiko serangan jantung koronernya menjadi serupa dengan pria.
"Kalau dia (wanita) masih menstruasi, dia 'seolah-olah' terlindungi dari jantung koroner," terang Maizul.