Jumat 23 Sep 2016 12:49 WIB

Merokok Pengaruhi DNA Bahkan Setelah 30 Tahun Berhenti

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang perokok (ilustrasi)
Foto: muslimmirror
Seorang perokok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Merokok, penyebab utama kematian di seluruh dunia, ternyata berdampak terhadap DNA manusia. Bahkan setelah berhenti selama 30 tahun.  Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim instruktur di Harvard Medical School di Massachusetts, Amerika Serikat, merokok dapat meninggalkan jejak pada genom manusia dalam bentuk metilasi DNA, sebuah proses dimana sel-sel mengontrol aktivitas gen.

Metilasi, salah satu mekanisme regulasi gen, memengaruhi apa yang diaktifkan oleh gen. Metilasi ini berimplikasi pada pengembangan penyakit yang berhubungan dengan merokok. "Penelitian kami telah menemukan bukti yang meyakinkan bahwa merokok memiliki dampak jangka panjang, dampak yang dapat bertahan lebih dari 30 tahun," kata Roby Joehanes, instruktur di Harvard Medical School dikutip Indian Express, Kamis (22/9).

Mayoritas melitasi DNA dapat kembali normal setelah lima tahun berhenti merokok. Namun, beberapa melitasi DNA bertahan setelah 30 tahun setelah berhenti merokok. Bahkan puluhan tahun setelah berhenti, mantan perokok memiliki risiko jangka panjang berkembangnya penyakit kanker, paru-paru kronik dan juga stroke.

Untuk penelitian ini, Joehanes dan tim melakukan meta-analisis dari metilasi DNA di seluruh genom manusia menggunakan sampel darah yang diambil dari hampir 16 ribu orang. Para peneliti membandingkan metilasi DNA pada perokok dan mantan perokok. Ternyata, situs melitasi DNA perokok terkait dengan lebih dari 7.000 gen atau sepertiga dari gen manusia yang dikenal.

Para peneliti menyebutkan beberapa situs melitasi yang mampu bertahan lama menandai gen tersebut berpotensi mengembangkan penyakit tertentu. Penemuan ini nantinya akan dimanfaatkan untuk mengetahui riwayat merokok pasien serta berpotensi mengembangkan pengobatan baru bagi penyakit yang berhubungan dengan merokok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement